Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PBB: 15.800 Orang Mengungsi dari Mosul

Kantor PBB bagi Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) melaporkan 15.800 orang menjadi pengungsi di dalam negeri mereka di Irak sejak 17 Oktober, akibat operasi yang berlangsung di Mosul, kata seorang juru bicara PBB kepada wartawan, Kamis (27/10/2016).
Tentara ISIS di dekat Kota Mosul/Reuters
Tentara ISIS di dekat Kota Mosul/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Kantor PBB bagi Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) melaporkan 15.800 orang menjadi pengungsi di dalam negeri mereka di Irak sejak 17 Oktober, akibat operasi yang berlangsung di Mosul, kata seorang juru bicara PBB kepada wartawan, Kamis (27/10/2016).

"Jumlah orang yang kehilangan tempat tinggal diperkirakan terus turun-naik sementara garis pertempuran bergerak," kata Juru Bicara PBB Stephane Dujarric dalam taklimat harian di Markas Besar PBB, New York, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat (28/10/2016) siang.

"Sebagian keluarga yang kehilangan tempat tinggal memilih kembali ke rumah mereka secepat, segera setelah keadaan di desa atau kota tempat tinggal mereka memungkinkan." "Mitra kemanusiaan terus menyediakan bantuan buat keluarga di daerah tempat mereka mengungsi, serta di kota kecil dan desa di sekitar Mosul, tempat akses memungkinkan," kata juru bicara tersebut.

Pasukan keamanan Irak merebut kembali lebih banyak desa pada Selasa pekan lalu (18/10) dari petempur IS, sebagai bagian dari serangan besar yang ditujukan untuk membebaskan Kota Mosul, kubu utama terakhir IS di Irak.

Mosul, sekitar 400 kilometer di sebelah utara Ibu Kota Irak, Baghdad, telah berada dalam kekuasaan IS sejak Juni 2014, ketika pasukan keamanan Irak meninggalkan senjata mereka dan menyelamatkan diri. Tindakan pasukan keamanan Irak itu memungkinkan anggota IS menguasai beberapa wilayah Irak Utara dan Barat.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menyerukan "penyelidikan segera dan tidak memihak" mengenai serangan yang menewaskan 36 pelajar dan guru di satu kompleks sekolah di Desa Haas, Gubernuran Idlib di Suriah, pada Rabu (26/10).

Pemimpin PBB tersebut "terkejut" oleh laporan mengenai peristiwa itu, kata Stephane Dujarric, yang menambahkan, "Jika disengaja, serangan ini merupakan kejahatan perang." "Jika tindakan mengerikan semacam itu terus berlangsung, kendati masyaraka global sangat marah, itu diduga karena pelakunya, baik di dalam koridor kekuasaan atau di kubu perlawanan, tidak takut pada keadilan," kata Dujarric.

"Harus dibuktikan bahwa salah." Serangan udara dilancarkan terhadap satu sekolah di Gubernuran Idlib, yang dikuasai gerilyawan di Suriah, sehingga menewaskan 36 orang, termasuk 22 anak-anak, kata beberapa laporan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA/Xinhua-OANA
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper