Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertempuran di Mosul, 400.000 Anak Terlantar

Sekitar 400.000 anak-anak masih terlantar akibat pertempuran di Mosul, satu tahun setelah serangan militer mulai dilancarkan untuk merebut kembali kota di Irak itu dari kelompok IS, kata Save the Children pada Senin (16/10/2017).
Menara Al-Hadba Masjid Agung Al Nuri terlihat melalui sebuah jendela bangunan di kota tua Mosul, Irak, Kamis (1/6/2017)/Reuters
Menara Al-Hadba Masjid Agung Al Nuri terlihat melalui sebuah jendela bangunan di kota tua Mosul, Irak, Kamis (1/6/2017)/Reuters

Bisnis.com, BAGHDAD -  Sekitar 400.000 anak-anak masih terlantar akibat pertempuran di Mosul, satu tahun setelah serangan militer mulai dilancarkan untuk merebut kembali kota di Irak itu dari kelompok IS, kata Save the Children pada Senin (16/10/2017).

Kekhalifahan yang diproklamirkan oleh kelompok IS secara efektif runtuh pada Juli, ketika pasukan Irak dukungan Amerika Serikat berhasil merebut kembali kendali atas Mosul, ibu kota kelompok garis keras tersebut di Irak, setelah melakukan pertempuran melelahkan sembilan bulan.

"Hanya karena pertempuran di Mosul telah berhenti bukan berarti kebutuhan kemanusiaan tidak bertambah. Anak-anak membutuhkan bantuan kita sekarang lebih dari sebelumnya. Banyak dari mereka yang masih terlantar dan mereka yang kembali ke rumahnya melihat tak ada yang tersisa dari rumah mereka," kata direktur organiasi amal yang bermarkas di London, Ana Locsin.

"Sebagian besar kota Mosul telah hancur menjadi puing-puing, sekolah, rumah, rumah sakit, jalan, taman bermain dan halaman. Saya sudah bertemu dengan puluhan anak-anak yang dihantui oleh pengalaman buruk mereka, meninggalkan luka psikologis yang butuh waktu bertahun-tahun untuk menyembuhkannya," kata Locsin dalam pernyataan.

Dengan jatuhnya Mosul dan kota-kota kecil lainnya di bagian utara dan barat negara itu, satu-satunya wilayah yang masih berada di bawah kendali kelompok IS di Irak berada di sepanjang perbatasan barat negara itu dengan tetangganya, Suriah, di mana di negara itu kelompok pemberontak tersebut juga mengalami kemunduran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : ANTARA/REUTERS
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper