Kabar24.com, DENPASAR - Musibah ambruknya Jembatan Kuning di Nusa Penida perlu direspons pemerintah kabupaten dan provinsi.
Wakil Ketua DPRD Bali Wayan Tagel Arjana meminta pemerintah melakukan tindakan terhadap keluarga korban musibah pascaambruknya jembatan kuning di Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali, Minggu petang.
"Saya mengharapkan pemerintah kabupaten dan provinsi melakukan tindakan terhadap korban dan keluarga atas musibah yang menimpa warga Nusa Penida," katanya di Denpasar, Senin (17/10/2016).
Ia mengatakan tindakan yang dilakukan adalah memberikan santunan bagi korban, sehingga keluarganya bisa melakukan upacara ritual penguburan di setra (kuburan) setempat.
"Selain memberikan santunan yang diserahkan kepada keluarga korban, juga diharapkan kepada pemerintah daerah dan pusat untuk bisa membantu secepatnya membangun jembatan yang menghubungkan Pulau Lembongan dengan Pulau Ceningan itu," kata politikus asal Kabupaten Gianyar.
Tagel Arjana mengatakan dari informasi yang ada, jembatan tersebut dibangun oleh pusat dengan dana APBN, semestinya pemeliharan secara rutin juga dilakukan dengan dana dari pemerintah pusat.
"Saya prihatin dan belasungkawa atas musibah tersebut. Saya berharap pemerintah secepatnya kembali membangun jembatan itu, karena keberadaan jembatan itu merupakan urat nadi akses perekonomian masyarakat setempat," ucapnya.
Tagel Arjana lebih lanjut mengatakan semestinya pemerintah daerah, dalam hal ini satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait terus melakukan pengawasan dan pengecekan kondisi jembatan tersebut.
"Musibah ini menjadi pelajaran berat untuk ke depannya terkait keberadaan jembatan yang lainnya. Bila pengawasan dan evaluasinya dilakukan secara berkala, mungkin tidak sampai menimbulkan korban jiwa," ujarnya.
Jembatan penghubung yang dibangun tahun 1994 ini hanya bisa dilintasi kendaraan roda dua, dengan alas lantai dari kayu ini terlihat unik dan menarik.
Jembatan Kuning sepanjang 150 meter lebar 1,5 meter menghubungkan Nusa Lembongan dengan Nusa Ceningan di Pulau Nusa Penida. Musibah jembatan roboh ini mengakibatkan sembilan orang meninggal.
Kesembilan jenazah telah dievakuasi ke Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) II Nusa Penida bertempat di Jungut Batu, Nusa Penida, demikian informasi yang dihimpun Antara di Nusa Penida.
Kesembilan korban tewas itu bernama I Wayan Sutamat, 49, asal Jungut Baru, Putu Ardiana, 45, dari Lembongan, Ni Wayan Merni, 55, dari Jungut Batu, I Putu Surya, 3, dari Jungut Baru, I Gede Senam, 40, dari Kutampi, Ni Wayan Sumarti, 56, dari Klatak, Ni Putu Krisna Dewi, 9, dan Ni Kadek Mustika, 6, serta seorang lainnya belum diketahui identitasnya.
Beberapa warga yang mengalami luka-luka dan lecet sudah mendapat penanganan dari dokter dan perawat Puskesmas II Nusa Penida.
Warga setempat yang menyeberang jembatan kuning tersebut sekitar 70 orang, sebagian dari mereka selamat berkat pertolongan masyarakat sekitarnya, menyusul tim SAR dan petugas kepolisian setempat.
Warga Nusa Lembongan menyeberang jembatan untuk melaksanakan persembahyangan di Pura Balung. Saat musibah terjadi air laut dalam kondisi pasang, dengan ketinggian lebih dari satu meter.
Berkat kesigapan masyarakat sekitarnya sebagian besar warga berhasil diselamatkan, kecuali sembilan orang yang meninggal.