Bisnis.com SHANGHAI - Pemerintah Kota Yichang, Provinsi Hubei, mengirimkan surat terbuka yang menyerukan kepada sejumlah kader muda untuk memiliki anak lagi guna meningkatkan angka kelahiran di kota yang sedang memulai pertumbuhan ekonominya itu.
Seruan itu dikeluarkan pada saat China menghadapi krisis demografi angka kelahiran yang mandek serta meningkatnya jumlah penduduk berusia lanjut.
Yichang melakukan pendekatan baru agar para pegawai muda pemerintahan memberi contoh dengan memiliki anak kedua.
Bom waktu demografi China makin meningkat secara signifikan akhir-akhir ini saat negara tersebut mengalami pelambatan pertumbuhan ekonomi paling parah selama seperempat abad terakhir ini. Perlambatan pertumbuhan ekonomi ditandai dengan sektor manufaktur yang melemah karena kelangkaan tenaga kerja murah karena penyusutan angkatan kerja.
"Para kader muda harus memberikan contoh untuk memiliki anak kedua, sedangkan kader yang lebih tua harus mendorong mereka (untuk memiliki anak lagi, red)," demikian isi surat tersebut dengan mengutip kebutuhan untuk menambah populasi tenaga kerja di kota itu dan meningkatkan tingkat kesuburan, yang telah jatuh hingga kurang dari satu anak pada setiap perempuan.
"Jika kondisi ini terus terjadi, akan timbul risiko besar dan pertumbuhan ekonomi serta pengembangan sosial akan terhambat, demikian pula dengan mata pencaharian para keluarga," demikian bunyi surat yang distempel oleh pejabat kedinasan, termasuk dinas kesehatan setempat.
Tahun lalu, China telah melonggarkan pembatasan keluarga berencana untuk mengizinkan semua pasangan memiliki dua anak setelah beberapa dasawarsa ada kebijakan ketat satu anak.
Pelonggaran kebijakan satu-anak itu merupakan bentuk perubahan di tengah perbaikan ketegangan demografi di negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia itu.
Beijing melonggarkan aturan selama beberapa tahun terakhir atas kebijakan ketat yang menyebabkan menyusutnya angkatan kerja yang tidak sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk berusia lanjut. Pada pertengahan abad ini, satu dari setiap tiga penduduk China diperkirakan berusia di atas 60 tahun.
"Rendahnya angka kelahiran, diperparah dengan risiko kebijakan satu anak, telah menyebabkan meningkatnya penduduk berusia lanjut, merosotnya angkatan kerja, dan urbanisasi penduduk miskin, yang berdampak pada produktivitas tenaga kerja dan daya saing kota itu secara keseluruhan," kata surat tersebut.
Surat terbuka, yang dimuat oleh media setempat Rabu (21/9) malam namun tertulis tanggal 13 September 2016, itu mendapatkan tanggapan beragam.
"Pekerjaan kami stabil sehingga menjadikan lebih mudah untuk memiliki dua orang anak. Mereka yang sibuk bekerja harus berkorbankan lebih banyak jika mereka ingin punya anak kedua," kata Yan Liu, seorang pegawai negeri sipil di Shanghai yang memiliki anak perempuan berusia 14 bulan itu.
Di dalam jaringan internet, beberapa warga lebih merasa ragu. "Ini benar-benar konyol," kata seorang yang mengirimkan pesan melalui mikroblog popular Sina Weibo.
"Sebelumnya pemerintah secara ketat mengawasi warga agar tidak memiliki anak kedua. Sekarang, mereka memaksa orang untuk melakukannya. Apakah kita memiliki hak asasi manusia atau tidak sih?" ujarnya.
Kota Yichang China Tingkatkan Angka Kelahiran
Pemerintah Kota Yichang, Provinsi Hubei, mengirimkan surat terbuka yang menyerukan kepada sejumlah kader muda untuk memiliki anak lagi guna meningkatkan angka kelahiran di kota yang sedang memulai pertumbuhan ekonominya itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
7 jam yang lalu
Di Balik Aksi Lo Kheng Hong Borong Puluhan Juta Saham PGAS
11 jam yang lalu
Tekanan Berganda Harga Batu Bara dari China
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
59 menit yang lalu