Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertanian Sumut : Risiko Serangan Hama Naik

Peningkatan frekuensi tanam khususnya untuk komoditas pangan di Sumatra Utara ternyata turut menaikkan serangan hama.
Traktor petani/Ilustrasi-JIBI Photo
Traktor petani/Ilustrasi-JIBI Photo

Kabar24.com, MEDAN--Peningkatan frekuensi tanam khususnya untuk komoditas pangan di Sumatra Utara ternyata turut menaikkan serangan hama.

Kelompok Kerja (Pokja) Pangan Badan perlindungan tanaman Pangan dan Holtikultura (BPTPH) memprediksi peningkatan serangan hama pada tahun ini naik 30%.

Pelaksana Pokja Pangan BPTPH Buhari menyebutkan pada tahun ini Pemprov Sumut terus menggenjot frekuensi tanam untuk mendongkrak produktivitas.

"Serangan hama terus meningkat kerena pola pemanfaatkan lahan yang dilakukan secara terus menerus tanpa jeda. Padahal, seharusnya sesuai mekanisme," ucap Buhari, Kamis (11/8/2016).

Lebih lanjut, dia menjelaskan, pola tanam yang ideal adalah lahan diistirahatkan beberapa bulan untuk mengembalikan kesehatan tanah. Tak hanya itu, penggunaan pestisida dan pupuk kimia agar dihindari.

Buhari merinci, beberapa jenis serangan hama untuk padi misalnya tikus, hama putih palsu, siput murbei, penggang batang, kepinding tanah, walang sangit, WBC, ganjur dan burung. Sementara itu, penyakin yang paling banyak menyerang yakni blast, kresek, BRS dan tungro.

"Saat ini total luas lahan tanam padi sawah yang rusak akibat hama dan penyakit sudah mencapai 4.619 hektare. Kategori rendah 4.377 hektare, sedang 173,4 hektare, berat 58,6 hektare. Yang puso 10,5 hektare," tambah Buhari.

Untuk memperkecil ruang perkembangbiakan hama, beberapa upaya yang harus dilakukan yakni mengolah tanah dengan pupuk organik, menerapkan sistem tanam jajar legowo, dan memperlakukan khusus bibit untuk menangkal serangan hama.

"Di Deli Serdang, penggunaan pupuk organik cukup berhasil diterapkan. Kami berharap daerah lainnya mengikuti. Penggunaan pupuk organik selain baik bagi kesuburan tanah, juga bisa untuk menghindari lebih dari 30 jenis hama."

Sebelumnya, dalam kunjungan kerjanya ke Sumut, Menteri Pertanian Amran Sulaiman meminta peningkatan produktivitas. Salah satunya dengan mengubah masa tanam. Jika umumnya Juli-September merupakan masa istirahat lahan, maka dia berharap bisa digunakan.

Adapun, berdasarkan data Dinas Pertanian Sumut, pada musim tanam April-September 2016, target luas tanam mencapai 412.204 hektare. Hingga saat ini realisasi mencapai 39,93% atau 164.590 hektare.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper