Kabar24.com, JAKARTA - Dalam pemeriksaan tubuh Wayan Mirna Salihin, korban yang tewas diduga karena kopi mengandung racun sianida, tim forensik ternyata tidak memeriksa jantung dan otak.
Padahal, menurut dokter foresnsik yang memeriksa tubuh Mirna yang dihadirkan di ruang sidang Slamet Purnomo, pemeriksaan jantung dan kepala untuk menentukan sejauh apa racun yang masuk ke tubuh bereaksi.
“Menurut saya sebaiknya itu [kepala dan jantung] dibuka,” katanya, Rabu (3/8/2016).
Adapun alasan tim forensik tidak melakukan pemeriksaan terhadap kepala dan jantung almarhum Mirna adalah karena tidak mendapat instruksi dari pihak kepolisian hingga pihaknya tidak berwenang untuk melakukan pemeriksaan tubuh lebih jauh.
Dalam jumlah kecil, katanya, sianida akan diproses oleh tubuh dihisap oleh lambung, masuk ke peredaran darah dan setelah mencapai hati racun akan diurai menjadi tiosianat yang kemudian akan dibuang bersama urine.
Namun, dalam keterangannya, dokter forensik yang memeriksa jenazah Mirna juga menyebut asupan sianida dalam jumlah besar berpotensi menyebabkan kematian yang sangat cepat seperti yang terjadi pada Mirna.
Dosis sianida yang sangat besar diterima oleh tubuh Mirna menyebabkan reaksi cepat yang menyerang jantung dan perhentian pernapasan. Hal ini juga akan menyebabkan kelainan berupa pendarahan kecil pada otak. Namun, dalam pemeriksaan, forensik tidak memeriksa otak dan jantung.