Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Abe Menang di Parlemen, Pasar Mulai Tagih Janji Stimulus Fiskal

etelah partai berkuasa di Jepang mencetak kemenangan dalam pemilihan di parlemen pada Minggu (10/7/2016), saat ini fokus beralih pada rencana stimulus fiskal Perdana Menteri Shinzo Abe.
PM Jepang Shinzo Abe/Reuters
PM Jepang Shinzo Abe/Reuters

Bisnis.com,JAKARTA— Setelah partai berkuasa di Jepang mencetak kemenangan dalam pemilihan di parlemen pada Minggu (10/7/2016),  saat ini fokus beralih pada rencana stimulus fiskal Perdana Menteri Shinzo Abe.

Rincian terkait skala dan pembiayaan paket kebijakan tersebut masih belum jelas meskipun Abe telah menjanjikan upaya yang lebih luas dan berani untuk mendukung ekonomi pada 1 Juni, ketika dia memutuskan penundaan penaikan pajak penjualan yang telah direncanakan.

“Saya menginginkan perumusan langkah-langkah ekonomi yang komprehensif dan berani,” kata Abe Abe pada Minggu malam, seiring dengan kemenangan koalisinya seperti dikutiup dari Bloomberg, Senin (11/7/2016).

Penerimaan pajak yang lebih rendah dari prediksi dan paket bantuan senilai 778 miliar yang dikucurkan setelah serangkaian gempa di Kumamoto pad April lalu berarti Jepang tidak memiliki sisa dana yang cukup besar dalam anggaran untuk membiayai stimulus.

Kementerian Keuangan menyebutkan Jepang memiliki dana sisa dari tahun fiskal 2015 yang bisa digunakan untuk belanja tambahan. Selain itu, keputusan untuk menunda penaikan pajak penjualan hingga Oktober 2019 berarti negate tersebut tidak akan memiliki sumber pendapatan pajak baru dalam waktu dekat.

Abe juga menjelaskan dalam komentarnya pada Minggu (10/7/2016) bahwa ia akan mencoba memacu pertumbuhan ekonomi melalui belanja.

“Tema parlemen untuk musim gugur adalah untuk mendorong dengan kebijakan ekonomi, dengan kata lain, untuk mempercepat keluar dari deflasi. Itulah yang kita butuhkan,” katanya.

Negara dengan ekonomi terbesar ketiga di dunia tersebut berjuang untuk menemukan strategi pertumbuhan berkesinambungan. Paket kebijakan fiskal bisa memberkan dorongan, tetapi Jepang juga harus menemukan strategi jangka menengah untuk konsolidasi fiskal. Analis menyebutkan stimulus yang didanai oleh penerbitan utang akan memperparah keadaan.

Menurut Matius Goodman, penasihat senior ekonomi Asia dari Center for Strategic and International Studies di Washington stimulus fiskal bisa membantu konsolidasi dengan memperluas PDB guna menurunkan rasio utang terhadap PDB.

 “Yang menjadi tantangan adalah konsistensi. Di masa lampau, peralihan sikap pemerintah Jepang dari stimulus menjadi penghematan terkadang terjadi begitu cepat  yang melemahkan efek awal dari paket stimulus, ” kata Goodman.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper