Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Brexit Menang, Partai Sayap Kanan Prancis Meradang Serukan Frexit

Setelah Belanda, kini partai sayap kanan dari Prancis, National Front Party, juga ikut menyerukan referendum keanggotaan Uni Eropa.
Juli Etha Ramaida Manalu
Juli Etha Ramaida Manalu - Bisnis.com 24 Juni 2016  |  17:58 WIB
Brexit Menang, Partai Sayap Kanan Prancis Meradang Serukan Frexit
Bendera Uni Eropa - Reuters

Bisnis.com, PARIS - Setelah Belanda, kini partai sayap kanan dari Prancis, National Front Party, juga ikut menyerukan referendum keanggotaan Uni Eropa.

Dengan semangat pemilihan Brexit, partai tersebut berharap bisa menggerakkan agenda eurosceptic di negaranya.

Eurosceptic merupakan paham opsisi Uni Eropa. Front Nasional yang anti-imigran dan anti-euro tersebut merupakan satu-satunya partai besar Prancis yang mendukung agar rakyat Inggris keluar dari Uni Eropa.

“Kemenangan bagi kebebasan!” seru kepala FN Marine Le Pen yang menampilkan bendera Inggris di Twitter-nya. Dia juga menyebutkan bahwa Prancis perlu melakukan referendum, sama seperti Inggris.

Wakilnya, Florian Philippot mengatakan bahwa ini merupakan giliran Prancis untuk memilih keluar dari Uni Eropa.

“Kebebasan rakyat selalu menang pada akhirnya! Bravo bagi Inggris. Sekarang giliran kita,” tulisnya di Twitter dilengkapi dengan hashthag #Brexit#Frexit, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (24/6/2016).

Semenjak menggantikan ayahnya Jean-Marie sebagai pemimpin FN pada 2011, Marine Le Pen telah membangun ulang citra FN menjadi lebih mainstream. Performa partai tersebut terlihat membaik.

Namun, partai tersebut masih kalah dalam beberapa pemilihan. Saat ini, wilayah kekuasaan partai tersebut masih terdiri dari kurang sejumlah kotamadya kecil dan sedang yang jumlahnya tidak sampai selusin.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

prancis referendum Brexit

Sumber : Reuters

Editor : Yusuf Waluyo Jati

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top