Kabar24.com, DEPOK - Polisi masih menyelidiki penyerangan yang dilakukan anggota geng motor kepada warga Depok di Grand Depok City, Minggu (19/6/2016) dini hari.
Soalnya, selain bertindak brutal di GDC, geng motor asal Bogor, ini telah bertindak anarkis di dua lokasi lainnya di wilayah Depok, yakni di Kelapa Dua Cimanggis dan Mekarjaya.
Kepala Kepolisian Resor Kota Depok Harry Kurniawan mengatakan polisi masih menyelidiki tindak kekerasan yang dilakukan anggota geng motor di Depok.
Sejam setelah melakukan tindak kekerasan di GDC sekitar pukul 02.00, Tim Jaguar berhasil menciduk mereka tidak jauh dari lokasi kejadian. "Dugaan karena camburu, pacar salah satu anggota geng digoda. Tapi, kami masih melakukan penyelidikan," kata Harry.
Harry menuturkan masih menyelidiki apakah geng motor ini pernah berulah sebelumnya di Depok atau tidak. Saat ditangkap, salah satu anggota geng motor membawa samurai. "Kami sedang selidiki peran masing-masing pelaku yang diduga melakukan penyerangan ke komunitas motor tadi pagi. Saksi sudah enam orang kami mintai keterangan," ujarnya.
Adapun polisi telah menangkap delapan pelaku yang diduga anggota geng motor yang menyerang komunitas motor dan merusak motor korbannya. Satu orang yang diamankan polisi seorang wanita. "Kami imbau warga juga tidak perlu nongkrong dan keluar malam," ucapnya.
Setiawan, 53 tahun, warga RT3 RW2 Kelurahan Sukatani, Kecamatan Cimanggis, anaknya yang bernama Henri Setiawan, 19 tahun, tewas di tangan anggota geng motor, Kamis, 5 Mei 2016.
Anaknya tewas dengan luka bacokan di sekujur tubuhnya di Jalan Raya Pekapuran RT4 RW6 Kelurahan Sukamaju Baru, Kecamatan Tapos. "Anak saya jadi korban salah sasaran pemuda yang mau tawuran," kata Setiawan. Sampai sekarang, polisi belum bisa mengungkap anggota geng motor yang membunuh anaknya?
Ia mengatakan tawuran antar pemuda terjadi pada Kamis dini hari sekitar pukul 03.00. Saat itu, anak keduanya sedang jalan bersama teman di Jalan Raya Pekapuran. Tiba-tiba, kata dia, ada enam motor yang mendekat ke arah anaknya, turun. "Mereka langsung menghujami Henri dengan senjata tajam," ucapnya.
Setiawan mendapatkan kabar anaknya kritis di Rumah Sakit Sentra Medika, dari teman anaknya. Setiawan langsung mendatangi rumah sakit untuk melihat kondisi anaknya.
Saat berada di rumah sakit, siswa kelas 1 SMK Setia Karya itu sudah kritis, lalu tewas. Melihat anaknya meregang nyawa, ia langsung lapor ke Polsek Cimanggis atas penganiayaan terhadap Henri. "Sampai sekarang belum ada satu pun pelaku yang ditangkap," ucapnya.
Selain itu, hasil otopsi jenazah anaknya dari Rumah sakit Polres Kramat Jati juga belum diketahui keluarga. Padahal, keluarga ingin mengetahui hasil otopsi anaknya. "Dari rumah sakit Sentra Medika bilang bacokan sampai mengenai paru-paru Henri."
Ia menuturkan keluarga meminta polisi cepat mengusut pelaku yang membunuh anaknya. Jangan sampai gerombolan pemuda yang berlaku anarkis berkeliaran di tengah warga. "Pelaku meresahkan warga," ujarnya.