Kabar24.com, BEIJING - Inggris harus segera memutuskan apakah negara Ratu Elizabeth tersebut akan tetap sebagai anggota Uni Eropa atau keluar.
Namun, China berharap agar Eropa bisa menjadi lebih kuat dan berkontribusi terhadap perekonomian Global.
Hal tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri China Wang Yi, Kamis (26/5/2016) menjelang referendum keanggotaan Inggris yang akan dihelat pada 23 Juni mendatang.
Kalangan diplomat mengatakan bahwa China telah sejak lama merasa khawatir akan implikasi yang mungkin timbul jika Inggris meninggalkan blok negara-negara Eropa tersebut.
China juga khawatir sepeningal Inggris, akan terjadi pelemahan pada kelompok yang dianggap sebagai penyeimbang kekuatan Amerika tersebut.
China juga secara diam-diam merasa senang dengan dukungan Inggris untuk kesepakatan perdagangan bebas antara China dan Uni Eropa.
Sebelumnya, dalam sebuah konferensi mengenai Pertemuan G20 yang diadakan di Negeri Tirai Bambu tersebut, Wang mengatakan bahwa negara tersebut tidak ikut campur dalam urusan internal negara lain.
“Keputusan mengenai Inggris akan diambil oleh rakyat Inggris. Kami, tentu saja, akan menghormati keputusan yang dibuat oleh penduduk Inggris,” katanya.
Namun, Wang menambahkan, China ingin melihat proses integrasi Eropa lebih berkembang.
“Kami berharap Uni Eropa bisa memperkuat koordinasi serta menjadi lebih kuat, stabil, dan bisa berkontribusi bagi perdamaian dunia dan pembangunan,” katanya.
Dalam kunjungannya ke Inggris pada Oktober lalu, Presiden China Xi Jin Ping mengatakan pada Perdana Menteri Inggris David Cameron bahwa dia ingin agar Uni Eropa bersatu.
Kendati secara tidak langsung, ini merupakan hal yang tidak lazim ketika China yang kerap mengatakan pihaknya tidak ikut campur dengan urusan internal negara lain, ikut berkomentar mengenai referendum Inggris.
Namun, saat itu, Cameron cepat-cepat menepis perkataan Jinping dengan mengatakan bahwa Uni Eropa bukan merupakan bagian signifikan dari diskusi mereka.