Kabar24.com, KUPANG--Sebagian besar desa di Provinsi berbasis kepulauan Nusa Tenggara (NTT), dalam tahun 2016 ini dilaporkan terancaman rawan pangan.
Ancaman rawan pangan itu menyusul minimnya curah hujan pada musim tanam 2015/2016, sebagai dampak dari el nino, kata Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKP2) Provinsi NTT Hadji Husein kepada Antara di Kupang, Kamis, terkait rawan pangan.
"Kami sudah selesai melakukan pengumpulan data ke semua kabupaten di NTT. Dari data tersebut menggambarkan bahwa sebagian besar desa terancam rawan pangan," ucapnya.
Hanya saja, dia belum bisa mengungkap jumlah desa dan kecamatan di NTT yang terancam rawan pangan, karena data yang dikumpulkan dari daerah-daerah masih diolah.
"Data resminya akan kami sampaikan kepada publik. Saat ini masih diolah. Gambaran sementara adalah hampir semua desa di NTT terancam rawan pangan," ujarnya.
Bahkan Kabupaten Manggarai dan Manggarai Timur yang selama ini dikenal sebagai lumbung pangan, juga terkena imbas dari el nino.
Dia mengatakan daerah yang paling parah terancam rawan pangan adalah desa-desa di Kabupaten Flores Timur dan Kabupaten Lembata.
Empat strategi Dia menambahkan, sejak akhir 2015 lalu, pemerintah telah menyiapkan empat strategi dalam menghadapi ancaman rawan pangan akibat kekeringan.
Empat strategi itu adalah percepatan pengelolaan tanah dan penanaman sisa areal tanam pada MT 2015, meningkatkan pengawalan terhadap MT 2015.
Selain itu, pemerintah juga menyiapkan langkah intervensi pangan melalui cadangan pangan pemerintah, baik yang tersedia di kabupaten/kota maupun provinsi, serta optimalisasi lahan beririgasi, katanya.
Sebagian Besar Desa di NTT Terancam Rawan Pangan
Sebagian besar desa di Provinsi berbasis kepulauan Nusa Tenggara (NTT), dalam tahun 2016 ini dilaporkan terancaman rawan pangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Newswire
Editor : Rustam Agus
Topik
Konten Premium