Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Labuhan Merapi bentuk syukur Raja Keraton Yogyakarta

Ratusan abdi dalem Keraton Yogyakarta dan masyarakat mengikuti upacara adat Labuhan Gunung Merapi yang merupakan Hajat Dalem Kraton Ngayogyakarto Hadininingrat di Bangsal Srimanganti, Desa Umbulharjo, Cangkringan Sleman, Senin (9/6/2016).
Warga masyarakat di lereng gunung Merapi sedang berjamaah sholat. /Bisnis.com
Warga masyarakat di lereng gunung Merapi sedang berjamaah sholat. /Bisnis.com

Kabar24.com, SLEMAN - Ratusan "abdi dalem" Keraton Yogyakarta dan masyarakat mengikuti upacara adat Labuhan Gunung Merapi yang merupakan "Hajat Dalem Kraton Ngayogyakarto Hadininingrat" di Bangsal Srimanganti, Desa Umbulharjo, Cangkringan Sleman, Senin (9/6/2016).

Prosesi labuhan Gunung Merapi dipimpin langsung Juru Kunci Gunung Merapi Mas Kliwon Suraksohargo ini sebagai ungkapan rasa syukur "Pengetan Jumenengan Dalem" atau peringatan naik tahkta Sultan HB X.

"Upacara adat rutin labuhan alit tahun ini, sebagai ungkapan rasa syukur raja Keraton Yogyakarta, dalam upacara ini dilabuh benda-benda yang merupakan barang pribadi kesukaan Sri Sultan HB X," kata Mas Kliwon Suraksohargo.

Prosesi labuhan diawali dari Pendopo Balai Labuhan yang merupakan petilasan rumah Mbah Maridjan, sekitar 06.20 WIB.

Prosesi diawali dengan doa di depan "uba rampe" atau perlengkapan labuhan yang sebelumnya disemayamkan di Balai Labuhan Dusun Kinahrejo atau petilasan rumah Mbah Maridjan dan kemudian diarak dengan berjalan kaki selama hampir dua jam menuju Bangsal Srimanganti di Pos II Merapi.

Selain "uba rampe" labuhan juga menyertai berbagai sesaji seperti kembang setaman, nasi tumpeng, ingkung serta serundeng, yang dibagikan kepada setiap pengunjung setelah selesai upacara labuhan.

"Selain itu secara umum Labuhan Gunung Merapi memiliki makna ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat berupa perlindungan keselamatan dan kesejahteraan," katanya.

Selain itu, Labuhan Gunung Merapi ini sekaligus sebagai simbol menjaga keselarasan hidup manusia dengan Tuhan, sesama, dan lingkungan.

Sedangkan "Uba rampe" yang dilabuh tersebut meliputi Sinjang Limaran, Sinjang Cangkring, Semekan Gadung, Semekan Gadung Mlati, Peningset Udaraga, Seswangan, Seloratus Lisah Konyoh, Kembang Setaman, Yotro Tindih, Destar Doromuluk, dan lainya.

"Upacara adat labuhan Merapi tetap digelar dengan sederhana dan tata cara pelaksanaan juga tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper