Kabar24.com, YOGYAKARTA - Semangat untuk menjadi calon kepala daerah dari jalur independen bergeliat di Yogyakarta.
Sejak deklarasi pada Minggu (20/3/2016), gerakan Jogja Independent yang berkeinginan memunculkan sosok kepala daerah baru pada Pemilihan Kepala Daerah 2017 menerima dua pendaftar tambanan.
"Keduanya sudah mengisi formulir pendaftaran yang bermaterai. Tinggal melengkapi berkas-berkas pendukungnya," kata Inisiator Jogja Independent (Joint) Yustina Neni di Yogyakarta, Rabu (23/3/2016).
Kedua pendaftar yang melengkapi 30 nama lain yang sudah dikantongi gerakan tersebut adalah Romi Heryanto dan Martha Haenry yang mendaftar secara langsung di Sekretariat Jogja Independent, Rabu.
Gerakan Jogja Independent akan membuka pendaftaran hingga 30 Maret, untuk kemudian melakukan konvensi secara terbuka terhadap pendaftar sehingga terpilih calon wali kota dan wakil wali kota yang akan diusung pada Pemilihan Kepala Daerah 2017.
Seluruh pendaftar akan dinilai oleh tim khusus pada saat konvensi.
"Saat ini, sudah ada tim lima yang akan mengawal seleksi konvensi bakal calon wali kota," katanya.
Selain Neni, nama-nama yang memberikan sinyal masuk dalam tim lima tersebut di antaranya adalah Busyro Muqodas, Edy Suandi Hamid, dan Bambang Eka Cahya.
"Kami berkejaran dengan waktu untuk pelaksanaan konvensi ini," katanya.
Sosok kepala daerah yang diharapkan muncul dari proses demokrasi yang ditawarkan Joint adalah kepala daerah yang berani, kreatif, terbuka dan jujur.
Sementara itu, salah satu pendaftar, Martha Haenry mengaku memperoleh informasi mengenai gerakan Jogja Independent tersebut dari anaknya yang tinggal di luar kota.
Ia mengaku tertarik mendaftar untuk menjadi calo wali kota Yogyakarta karena gerakan tersebut bukan partai politik.
"Ini semacam pintu untuk bisa menjadi wali kota. Siapa tahu, memang bisa menjadi Wali Kota Yogyakarta," kata Martha, yang mengaku pernah memiliki karir di salah satu toko retail terbesar di Indonesia itu.
Jika bakal calon wali kota dan wakil wali kota yang dihasilkan dari Jogja Independent tersebut kemudian dilirik oleh partai politik, maka gerakan tersebut sangat terbuka asalkan tidak ada syarat apapun yang diajukan partai politik.