Bisnis.com, JAKARTA - Untuk pertama kalinya dalam kurun lebih dari 50 tahun parlemen Myanmar menggelar sidang yang diikuti ratusan anggota legislatif yang terpilih secara demokratis.
Terakhir kalinya Myanmar memiliki anggota parlemen yang dipilih secara demokratis pada 1962. Setelah itu, militer berkuasa.
Parlemen yang didominasi anggota dari Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) itu dijadwalkan memilih ketua dan wakil ketua majelis rendah serta majelis tinggi dalam waktu dekat ini.
Pekan lalu, Aung San Suu Kyi selaku pimpinan NLD memastikan partainya akan memilih Win Myint sebagai ketua majelis rendah dan Win Khaing Than sebagai ketua majelis tinggi.
“Kami akan bekerja untuk mengupayakan hak asasi manusia, demokrasi, dan juga perdamaian,” kata anggota parlemen dari NLD, Nyein Thit sebagaimana dikutip BBc.co.uk, Senin (1/2/2016).
Sidang parlemen juga akan memutuskan siapa presiden baru Myanmar untuk menggantikan Thein Sein yang bakal lengser pada akhir Maret mendatang.
Akan tetapi, Aung San Suu Kyi dipastikan tidak akan bisa menjadi presiden karena konstitusi Myanmar melarang calon yang telah menikah dengan warga asing.
NLD memenangi pemilihan umum pada November lalu dengan mutlak.
Alhasil, NLD mampu menduduki 80% dari 498 kursi yang diperebutkan. Sedangkan 166 kursi lainnya dialokasikan kepada militer.