Kabar24.com,JAKARTA—Pelaku serangan bom bunuh diri yang terjadi di Sultanahmet Square diduga tergabung dalam the Islamic State of Iraq and the Levant (ISIL).
Serangan bom pada Selasa (12/1/2016) itu mengakibatkan 10 orang tewas dan 15 lainnya terluka, 2 diantaranya dalam kondisi kritis. Terdapat delapan orang asal Jerman yang menjadi korban insiden tersebut.
Dilansir dari Al Jazeera, Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu mengatakan pelaku bom adalah anggota ISIL, dan pemerintah akan terus beroperasi terhadap kelompok bersenjata sampai tidak ada lagi ancaman di dunia.
"Turki tidak akan mundur dalam perjuangan melawan Daesh meskipun satu langkah," kata Davutoglu, mengacu ISIL dengan akronim Arab-nya. "Organisasi teror ini, para penyerang dan semua yang menjadi koneksi mereka akan ditemukan dan akan menerima hukuman yang layak."
Kanselir Jerman Angela Merkel, dalam pidatonya mengatakan sedikitnya delapan warga Jerman tewas dalam insiden tersebut. Dia juga menambahkan, “para teroris adalah musuh dari semua orang bebas, musuh seluruh umat manusia naik di Suriah atau Turki maupun di Perancis atau Jerman.”
Sementara itu, wakil Perdana Menteri Numan Kurtulmus mengungkapkan Nabeel Fadel pelaku bom bunuh diri itu adalah anggota ISIL asal Saudi. Fadel tidak terdaftar dalam pengawasan keamanan negara dan memasuki Turki dari Suriah baru—baru ini.
Sue Torton reporter Al Jazeera melaporkan, Fadel memasuki Turki secara ilegal sebagai pengungsi namun namanya terdaftar dalam data kepolisian Istanbul. Informasi polisi Turki itu telah dicocokkan dengan sampel DNA dari pelaku, sehingga mudah bagi pihak berwenang untuk mengidentifikasikannya.
Davutoglu juga mengatakan pelaku bom bunuh diri itu menewaskan 10 orang namun dia tidak termasuk didalamnya.
Hingga kini, polisi setempat masih mengepung tempat terjadinya insiden tersebut sebagai antisipasi atas kemungkinan terjadi ledakan kedua.