Bisnis.com, JAKARTA--Begitu disebut kata Mangga Dua, yang langsung terlintas di benak adalah nama pusat perbelanjaan yang sangat populer di Jakarta Pusat. Kawasan ini dulu adalah kampung yang dihuni oleh para pendatang, khususnya berasal dari Jawa, yang diberi nama Mangga Dua.
Pemberian nama tersebut karena pada masa lampau terdapat pohon mangga yang cukup besar dan cukup lebat buahnya.
Tentang nama Mangga Dua itu Zaenuddin HM, menjelaskan dalam buku karyanya berjudul “212 Asal-Usul Djakarta Tempo Doeloe,” setebal 377 halaman yang diterbitkan Ufuk Press pada Oktober 2012.
Dijeaskan, kampung Mangga Dua pada awalnya, sekitar abad ke-18, dihuni kaum ningrat Jawa Tengah yang mempunyai urusan dengan VOC dan pemerintah Hindia Belanda.
Di antara orang-orang yang pernah tinggal di kampung Mangga Dua juga termasuk seorang pangeran dari keluarga Kesultanan Banten. Nama lengkap pangeran dari Kesultanan Banten itu Pangeran Bagus Drip Mohamed Johannes Camphuijs, cucu dari Pangeran Purbaya.
Salah satu masjid di kawasan Mangga Dua dibangun pada abad ke-19, saat pemerintah kolonial tidak lagi mengganggu. Bangunan masjid lama memperlihatkan unsur-unsur struktur Jawa dan Belanda. Lokasi masjid itu semula berada di tengah kuburan yang luas dan sudah hancur.
Di situ juga teradapat makam seorang sayid, yaitu Sayid Abubakar bin Sayid Aluwi dan seorang bernama Jamalulail, yang dihormati dalam masjid Mangga Dua.