Bisnis.com, KUALALUMPUR – Menteri Perdagangan Thomas T. Lembong mengatakan berakhirnya cetak-biru MEA 2015 akan menandai masuknya cetak-biru MEA 2025.
Peningkatan integrasi ini akan dilakukan melalui lima pilar MEA 2025 dengan rencana a.l. fokus pada pemberdayaan UMKM, pengharmonisasian kebijakan non-tarif, serta peningkatan interaksi ASEAN dengan perekonomian global.
Selain itu, ASEAN juga sepakat untuk menyelesaikan komitmen-komitmen MEA 2015 yang masih tertunda sebagai agenda prioritas pada 2016.
“Cetak-biru MEA 2024 merupakan kelanjutan komitmen seluruh negara ASEAn setelah memasuki MEA 2015 dalam rangka meningkatkan kualitas integrasi dan pertumbuhan ekonomi di kawasan,” kata Thomas di Kuala Lumpur, Malaysia, Jumat (20/11/2015) malam.
KTT ASEAN juga membahas rencana penandatanganan Protocol to Amend ASEAN – China FTA setelah ASEAN dan China berhasil mencapai kesepakatan penting yang mengakomodasi kepentingan ASEAN termasuk Indonesia dalam memperbaiki akses pasar produk unggulan ekspor yang sulit menembus pasar China. Hal tersebut disebabkan ketatnya peraturan ketentuan asal barang (rules of origin) yang diberlakukan China.
Kesepakatan tersebut yaitu adanya tambahan ketentuan general rules (RVC40% atau CTH) yang dapat mempermudah akses produk ASEAN ke CHina untuk sejumlah produk ekspor. Bagi Indonesia produk tersebut diantaranya tekstil dan produk tekstil, kayu dan produk kayu, furnitur, kertas dan produk kertas, alas kaki, serta otomotif.
“ASEAN telah berhasil meningkatkan kualitas kerja sama ASEAN – China FTA melalui sejumlah perbaikan, terutama perbaikan dalam hal ketentuan asal barang yang lebih fasilitatif bagi pelaku usaha.”