1. Rakyat Menderita
Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) mencatat sedikitnya 43 juta jiwa terpapar asap, 10 orang meninggal dunia, dan 503.000 jiwa menderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, menuturkan, bencana asap telah menyebabkan 503.874 jiwa menderita ISPA pada enam provinsi periode Juli-Oktober 2015.
Rinciannya adalah 80.263 jiwa (Riau); 129.229 jiwa (Jambi); 101.333 jiwa (Sumatra Selatan); 43.477 jiwa (Kalimantan Barat); 52.142 jiwa (Kalimantan Tengah); dan 97.430 jiwa (Kalimantan Selatan).
Sutopo menyebut, 99% penyebab kebakaran hutan dan lahan dilakukan secara sengaja sehingga menimbulkan bencana asap.
Menurutnya, ini adalah kejahatan kemanusiaan yang luar biasa.
"Dengan skala kebakaran yang demikian luas tidak mungkin 1-2 minggu ke depan akan padam," kata Sutopo dalam keterangannya yang dikutip Bisnis.com, Selasa (27/10/2015).
BNPB mencatat dampak asap akibat pembakaran hutan telah menyebabkan sepuluh orang meninggal dunia di Sumatra dan Kalimantan, baik dampak langsung dan tidak langsung.
Dampak langsung adalah korban yang meninggal saat memadamkan api lalu ikut terbakar, sedangkan tidak langsung adalah korban yang sakit akibat asap, atau sebelumnya sudah punya riwayat sakit, dan asap memperparah sakitnya.
Sutopo menuturkan, sebaran asap di Sumatra dan Kalimantan masih meluas, dan menyebabkan kualitas udara menurun di Filipina, Malaysia dan Singapura.