Bisnis.com, BANDUNG—Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat bersama Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran menginisiasi pembukaan pasar bertajuk Local Harvets (Locarvest) Market guna memutus panjangnya rantai pasok produk pertanian dari petani kepada konsumen.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Barat Rosmaya Hadi mengatakan akar permasalahan dari tingginya harga produk pertanian lokal yakni disebabkan keterlibatan banyak perantara dalam rantai pasok pemasaran.
“Masalah distribusi tersebut sering memicu terjadinya fluktuasi harga produk pertanian lokal dan menyebabkan naiknya tingkat inflasi,” katanya seperti dikutip Bisnis, Senin (19/10/2015).
Dia memandang, akibat panjangnya rantai distribusi yang berdampak pada harga, masyarakat lebih memilih komoditas pertanian impor karena harga yang lebih murah dibandingkan komoditas lokal, meski kualitasnya belum tentu lebih baik.
“Pertanian punya peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Tetapi, kondisi petani secara umum masih belum mencapai kesejahteraan yang mapan. Bahkan pasar lokal termasuk produk hortikultura diserbu oleh berbagai jenis komoditas impor,” paparnya.
Atas pemikiran tersebut, BI Jabar dan Fakultas Pertanian Unpad membuka Locarvest Market yang setelah peresmiannya pada Minggu (18/10), dicanangkan akan buka secara regular setiap Minggu pagi di Bale Balantik, Jalan Cisangkuy, Kota Bandung.
“Locarvest Market ini ajang pasar tani yang menyediakan buah-buahan dan sayuran segar berkualitas premium dan setara dengan kualitas produk yang dijual di supermarket, tetapi dengan harga yang lebih rendah,” tutur Rosmaya.