Bisnis.com, PEKANBARU - Jelang diterapkannya aturan perdagangan bebas regional dalam kerangka Masyarakat Ekonomi Asean pada akhir 2015, pengusaha meminta pemerintah untuk meningkatkan sumber daya manusia pelaku usaha skala mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Ketua Dewan Pengurus Provinsi Asosiasi Pengusaha Indonesia (DPP Apindo) Riau Wijatmoko Rah Trisno mengatakan tidak ada yang perlu ditakutkan dari penerapan pasar bebas pada sistem MEA, bila produk dalam negeri berkualitas dan kompetitif.
"Soal MEA tidak ada yang perlu ditakutkan, salah satu aturan pentingnya adalah pembebasan bea masuk barang impor dari negara regional Asean, tentu yang harus didorong adalah masyarakat Indonesia harus cinta produk dalam negeri, tentunya produk yang berkualitas," katanya, Jumat (25/9/2015).
Untuk mendapatkan produk yang berkualitas, harus melewati standar mutu dan tahapan pengerjaan yang sistematis. Semua itu hanya dapat dikerjakan oleh pelaku usaha yang memiliki pengetahuan dan tingkat SDM yang baik.
Saat ini salah satu kendala terbesar dalam meningkatkan mutu dan kualitas produk UMKM lokal adalah ketidaksiapan pelaku usaha lokal memenuhi standar kualitas tertentu yang diberlakukan secara global.Akibatnya produk lokal tidak dapat berbicara banyak ketika pintu persaingan pasar bebas semakin terbuka lebar, ditambah dengan berlakunya aturan pada MEA di akhir 2015.
"Jadi kalau disandingkan atau head-to-head antara produk UMKM lokal dengan luar negeri di Asean, itu sebagian besarnya tidak siap [bersaing], ini tugas pemerintah untuk meningkatkan SDM pelaku UMKM agar bisa membuat produknya lebih kompetitif," katanya.
Selain itu, keseriusan pemerintah untuk mendorong peningkatan kualitas produk lokal juga masih terlihat separuh hati. Misalnya anggaran riset dan pengembangan (research and development) dari anggaran setiap tahunnya masih sangat kecil.
Bila dibandingkan dengan negara tetangga, pemerintah negara di kawasan regional berani mengeluarkan modal besar untuk menggelar riset dan pengembangan produk lokal sehingga barang yang dihasilkan mampu memenuhi kebutuhan pasar dan standar kualitas global.
"Inikan bicara peran pemerintah, kalau memang mau bersaing secara langsung ya tiru yang baik dilakukan oleh pemerintahnya, salah satunya soal riset yang di Indonesia ini masih setengah-setengah," kata Wijatmoko.