Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PENGEMBANGAN DAERAH: Kala Surabaya Terinspirasi Busan

Busan menjadi fenomenal karena berhasil membu at terobosan dalam percepatan pembangun an ekonomi. Kota itu hanya bu tuh kurang dari 30 tahun menjelma sebagai metropolitan dan wilayah ekonomi kelas dunia.
Presiden Joko Widodo mengamati aktivitas bongkar muat Terminal Teluk Lamong usai meresmikan Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) dan Terminal Teluk Lamong , Surabaya, Jawa Timur, Jumat (22/5/2015)./Antara-Zabur Karuru
Presiden Joko Widodo mengamati aktivitas bongkar muat Terminal Teluk Lamong usai meresmikan Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) dan Terminal Teluk Lamong , Surabaya, Jawa Timur, Jumat (22/5/2015)./Antara-Zabur Karuru

Kabar24.com, JAKARTA - Busan menjadi fenomenal karena berhasil membu at terobosan dalam percepatan pembangun an ekonomi. Kota itu hanya bu tuh kurang dari 30 tahun menjelma sebagai metropolitan dan wilayah ekonomi kelas dunia.

Pusat data statistik negara setempat mencatat pendapatan Busan mayoritas disumbang dari jasa yang berkaitan dengan perdagangan melalui pelabuhan dan kemudian pariwisata. Capaian itu bermula ketika pemerintah mengembangkan infrastruktur listrik, gas, pasokan air, dan konstruksi pada 2003.

Semua itu bertujuan untuk mencapai target pengembangan pelabuhan barang, industri material, wisata dan konvensi, serta film teknologi dan informasi. Setelah 20 tahun, pelabuhan di Busan menempati urutan kelima tersibuk di dunia, setiap tiga detik ada pergerakan kontainer. Kota ini juga menempatkan diri sebagai kota papan atas untuk pelaksanaan konferensi kelas dunia.

Turis yang berkunjung pada 2012 lebih dari 2 juta orang. Sejumlah pencapaian itu diklaim sesuai ekspektasi. “Kunci pengembangannya kepemimpinan yang kuat,” kata Kyung Tae Kang, profesor di Departemen Hubungan Internasional, Universitas Silla, Senin (21/9), saat menceritakan pemicu percepatan ekonomi Korea Selatan.

Kang mengatakan, pembangunan industri manufaktur dasar merupakan visi pengembangan ekonomi yang digelorakan pada awal kebangkitan Korea. Lantas, rencana itu disokong dengan pembangunan infrastruktur, kereta cepat Seoul—Busan salah satunya.

Surabaya juga memiliki modal dasar layaknya Korea, wilayahnya dilengkapi pelabuhan dan universitas, pusat tenaga terdidik. Oleh karenanya, Ibu Kota Jawa Timur tersebut menjalin kerja sama dengan Korea, salah satunya Busan.

Kemajuan Busan dinilai banyak dipengaruhi kualitas sumber daya manusia dan kebudayaan setempat. Oleh karenanya, Surabaya sejak 2013 juga mengirimkan delegasi yang terdiri dari guru dan murid untuk belajar sistem pendidikan Busan.

Kepala Sub Bagian Kerja Sama Internasional Pemkot Surabaya Yanuar Hermawan mengatakan, sejak 2013, sejumlah guru dan murid dikirimkan untuk mengikuti kursus pendek di Busan.

“Tahun ini, 14 orang murid dan 60 guru,” jelasnya dalam kesempatan berbeda. Para pengajar, kata dia, belajar sistem pembelajaran ketika di Busan. Sedangkan siswa belajar mengikuti pola pengajaran di negara berjuluk Negeri Gingseng ini. Harapannya ada inspirasi untuk memperbaiki pengajaran di Tanah Air.

Vice Dean Education Training Institute Dong Eui Yunsook Jun mengatakan, sebelum 2013, guru biasanya belajar bahasa Korea. Namun, setelahnya maka delegasi yang dikirimkan banyak belajar tentang teknologi informasi dan cara pengajaran.

Profesor Kang mengatakan ada faktor budaya yang mempengaruhi semangat kerja orang Korea. Sejak kecil, warga ditanamkan cerita soal budaya kerja lebih dari 3.200 hari dalam setahun.

Selain itu, lanjut dia, 500 tahun lalu Korea menghadapi perang hingga 830 kali, sehingga tuntutan bertahan hidup tinggi. Belum lagi, ada hambatan musim yang menyebabkan tanaman dengan hasil maksimal hanya bisa diusahakan sekali setahun.

Sejumlah mahasiswa asal Indonesia mengatakan, ada perbedaan model pembelajaran di negara ini. Vonny, mahasiswa Universitas Nasional Jakarta yang sedang menjalani program pertukaran pelajar mengatakan mahasiswa di Korea dituntut belajar mandiri. Selain itu, pembelajaran juga mengutamakan pemecahan masalah.

Pendiri Busan Indonesia Center (lembaga swasta milik Indonesianis) Kim Soo Ill mengatakan, kerja sama Surabaya-Busan di bidang pendidikan memang sudah berjalan baik. Namun demikian, untuk kerja sama ekonomi bisnis dan perdagangan belum banyak tergarap.

Kim menilai pengembangan Surabaya bisa menjadikan Busan sebagai acuan karena terbukti berhasil. Kala 1970-an, daerahnya juga tidak tertata, sungai kotor, tingkat kejahatan tinggi. Tapi dengan pengetatan aturan dan visi kepemimpinan berorientasi global maka semua bisa diubah.

Dalam kesempatan berbeda, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat ditanya Bisnis terkait dengan visi pengembangan wilayah menegaskan penting nya pendidikan.

Oleh karena itu, pemerintah Surabaya membebaskan biaya pendidikan hingga tingkat sekolah menengah atas, memprioritaskan siswa dari wilayah setempat, mengirimkan guru dan siswa ke berbagai pelatihan. Berbagai langkah itu tidak serta merta melahirkan agen-agen perubahan. “Semua masih dari saya (arahannya),” jelasnya saat ditanya apakah penataan Kota Pahlawan merupakan inisiatif kepala dinas atau staf lain.

Surabaya dengan wilayah seluas 374,8 kilometer saat ini berpenduduk 2,8 juta orang dengan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah pada 2015 sebesar Rp7,26 triliun. Sedangkan Pendapatan Domestik Regional Produk (PDRB) mencapai Rp305,69 triliun.

Sementara Busan memiliki luas 769,6 kilometer dengan penduduk 3,56 juta orang dan ang gar an daerah KRW12,2 triliun atau Rp146,4 triliun. PDRB KRW63,5 triliun atau sekitar Rp762 triliun.

Meski dari data tersebut ada perbedaan kapasitas anggaran, Kepala Hubungan Internasional Kota Busan Sin Yang Son berbagi tips percepatan ekonomi. Salah satu yang utama, ekonomi bergerak bila ada orang asing datang lantas mengeluarkan uang sembari berwisata.

Target itu bisa dicapai bila ada fasilitas transportasi yang baik, mudah, dan aman. Saran itu setidaknya sudah dibuktikan Busan yang berhasil mendatangkan 2,7 wisatawan mancanegara pada 2014. Keberhasilan inilah yang hendak diduplikasi Surabaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Miftahul Ulum
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper