Bisnis.com, BANDUNG – Pemerintah Kabupaten Bandung optimistis hadirnya Tol Soreang-Pasirkoja (Soroja) akan mampu mendongkrak dunia pariwisata yang ada di kawasan Bandung selatan.
Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata setempat bahkan memprediksi akan adanya pertumbuhan pendapatan dari pariwisata hingga 80% dari target PAD Pariwisata tahun ini Rp15 miliar.
Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Dispopar) Kabupaten Bandung Akhmad Djohara mengatakan, dengan tuntasnya proyek jalan bebas hambatan yang menghubungkan Kota Bandung dan ibu kota Kab. Bandung akan memberikan keuntungan bagi dunia pariwisata di Bandung selatan yang selama ini dikeluhkan wisatawan akibat kemacetan yang melanda Jalan Kopo.
Terlebih pada 2016 mendatang, Stadion Si Jalak Harupat di Kecamatan Kutawaringin akan dijadikan sebagai tuan rumah pembukaan dan penutupan PON XIX. Hal ini, akan memberikan efek domino ekonomi luar biasa bagi masyarakat sekitar.
"Potensi kedatangan pengunjung pun sudah pasti akan besar jadi perlu dimaksimalkan," kata Akhmad kepada wartawan di Soreang, Senin (21/9/2015).
Soal pariwisata, institusi yang dipimpinnya tengah fokus melakukan pemetaan guna memaksimalkan promosi sejumlah destinasi wisata yang berada di wilayah Kabupaten Bandung. Diharapkan, mereka yang datang untuk kegiatan PON juga bisa berwisata di Bandung Selatan.
Untuk itu, dirinya pun meminta kepada Dinas Bina Marga Provinsi Jabar untuk segera kembali melakukan pelebaran ruas jalan menuju objek wisata yang ada di Rancabali dan Ciwidey agar bisa mengakomodir limpahan pengunjung.
Di kawasan Soreang sendiri, pihaknya akan melakukan penataan disepanjang jalan termasuk kawasan Soreang selaras dengan adanya rencana pembangunan Kampung Sunda berlokasi di area Gedong Sabilulungan dekat perkantoran Pemkab Bandung guna menambah objek wisata di wilayahnya.
"Di kawasan Bandung selatan itu ada 35 destinasi wisata. Tahun depan kami prediksi pendapatan akan naik lebih dari 80% setelah hadirnya Tol Soroja ini," tuturnya.
Saat disinggung mengenai realisasi retribusi dan pajak dari hotel dan restoran yang ada, dirinya mengaku belum mendapatkan data utuh. Pasalnya, PAD dari sektor pariwisata bukan hanya dari kunjungan objek wisata saja melainkan berasal dari hotel dan restoran.
Meski begitu, sesuai dengan pengalaman pada tahun lalu target yang telah ditetapkan Dispopar selalu tercapai 100% bahkan terlampaui. "Kami berharap ada sharing profit dari pengelolaan pariwisata yang selama ini dikelola oleh Perhutani dan PTPN VIII," ujarnya.
