Kabar24.com, JAKARTA-- Ayah Akseyna Ahad Dori, Kolonel (Sus) Mardoto, mengaku kecewa atas pernyataan dosen pembimbing akademik anaknya di Universitas Indonesia (UI).
Penyebabnya, dosen itu menciptakan kesan yang menyakiti anggota keluarga.
"Saya seperti dianiaya dua kali," kata Mardoto, Sabtu (27/6/2015).
Mardoto menuturkan, bahwa pernyataan itu dilontarkan oleh Sita Ismangil melalui akun Twitter @iamsita pada 4 Juni 2015. Melalui cuitannya, Sita menyatakan sudah mencari Akseyna sejak sepekan sebelum mahasiswa biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia itu ditemukan tewas. Tujuan pencarian adalah mendiskusikan masalah akademik.
Berdasarkan cuitan, Mardoto berujar, Sita menyatakan Akseyna jarang mengikuti kuliah menjelang periode ujian tengah semester. Sita bermaksud memberikan peringatan kepada Akseyna.
"Jelang periode UTS, saya dapat laporan, Akseyna jarang ikut kuliah dan Pembimbing Akademik diharapkan memberi peringatan," cuitnya.
Menurut Mardoto, cuitan itu menciptakan kesan Akseyna merupakan anak yang bermasalah. Terlebih, pernyataan itu muncul saat Akseyna dinyatakan tewas.
"Kami sedang berduka, sebaiknya diam saja jika tidak bisa membantu," ucap Mardoto.
Meski begitu, Mardoto berharap motif kematian Akseyna segera terungkap. Dari hasil gelar perkara pada 26 Juni 2015, dia mengatakan banyak perkembangan signifikan yang dipaparkan polisi. Namun Mardoto enggan mengungkapkan bentuk perkembangan yang dimaksud.
Adapun Achmad Jibril Jamaluddin, teman Akseyna di kampus, mengaku kepada ayahnya, Nanang Jamaluddin, bahwa dia terakhir bertemu Akseyna pada Senin (23/6/2015), atau tidak sampai sepekan sebelum jasad Akseyna ditemukan pada Sabtu (26/3/2015).