Bisnis.com, JAKARTA - Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI) literasi atau kemampuan memahami tentang pasar modal di tengah masyarakat Indonesia masih sangat rendah atau hanya 3,79%, akibat beberapa faktor salah satunya anggapan bahwa untuk masuk ke pasar bursa memerlukan modal besar.
Padahal tingkat pemahaman dan pengetahuan serta utilitas dapat mengubah perilaku dalam pengelolaan keuangan sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Bersama pelaku pasar modal dan BEI, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meluncurkan inisiatif Strategi Literasi Keuangandan Gerakan Cinta Pasar Modal.
Direktur Utama PT Sucorinvest Central Gani, Ratih D. Item mengatakan salah satu inisiatif turunan dari gerakan ini adalah dengan dibukanya Galeri Investasi di tengah kalangan akademik. Galeri Investasi merupakan fasilitas bagi para civitas akademik dan masyarakat umum untuk mengenal lebih dekat pasar modal.
Dengan Galeri Investasi ini para civitas akademik dan masyarakat umum tidak hanya akan mendapat teori tetapi dapat menerapkan praktik langsung dan dapat mengakses informasi yang terjadi di lantai bursa berupa data publikasi, perkembangan pasar modal yang diterbitkan oleh BEI termasuk peraturan dan Undang-Undang Pasar Modal.
Tak hanya itu di Galeri Investasi ini pengunjung dapat melakukan transaksi secara langsung. Dengan demikian, pasrtisipasi aktif kalangan akademisi dan masyarakat umum, diharapkan dapat mendukung pertumbuhan jumlah investor pasar modal retail secara signifikan.
Sejalan dengan kondisi di atas dan komitmen PT. Sucorinvest Central Gani untuk meningkatkan jumlah investor serta meningkatkan citra pasar modal di Indonesia, Sucorinvest kembali membuka kerjasama dengan salah satu lembaga pendidikan tinggi yakni, Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Tarumanagara (Untar), Jakarta yang akan sangat berpotensi mencapai tujuan tersebut.
Ratih mengatakan Galeri Investasi ini selain menjadi pusat referensi pasar modal, dapat berfungsi sebagai laboratorium pasar modal yang lengkap untuk mendukung mata kuliah dan praktikum.
“Galeri Investasi ini juga menjadi added value dalam proses akreditasi universitas. Kami sangat bangga bisa memberi kontribusi yang nyata bagi pertumbuhan investor,” katanya di Untar, Jakarta, Selasa (23/6/2015).
Senada dengan hal tersebut Dekan FE Untar, Sawidji Widoatmodjo mengungkapkan adanya Galeri investasi ini sangat dibutuhkan untuk kegiatan akademik di sini seperti untuk penelitian dan mengantarkan mahasiswa menuju profesionelisme di depan.
“Selain itu ada alasan historis juga dibukanya Gleri Investasi ini, perrtama saya dulu adalah konsultan bursa yang mencetuskan adanya galeri ini dan Direktur Teknologi Bursa Efek Indonesia juga dulunya alumni FE Untar,” katanya.
Menurut Sawidji, antusiasme masyarakat sekarang dalam bidang pasar modal sangat masih kecil. Indikatornya, pada 1998 dahulu hasil pemasaran pasar modal mencapai 500.000 investor, sekarang hanya 350.000 investor. Padahal sudah banyak mata kuliah investasi dan kecanggihan berbagai media untuk melek informasi tentang ini.
Untar sebelumnya memiliki laboratorium pasar modal, dan dengan adanya Galeri Investasi ini diharapkan lebih bersinergi sehingga tak hanya mengedukasi civitas akademik tetapi juga masyarakat luas.