Kabar24.com, SEOUL -- Serangan sindrom gangguan pernapasan yang dikenal dengan MERS masih terus terjadi di Korsel dengan angka kasus yang cenderung meningkat.
Pejabat Korsel Sabtu (7/6/2015) melaporkan, 14 kasus MERS (Middle East Respiratory Syndrome ) terjadi di Negeri Ginseng itu menambah total kejadian menjadi 64 kasus. Ditambahkan seperlima warga terinfeksi virus yang mematikan itu.
Wabah MERS di Korsel pertama kali dilaporkan terjadi pada 20 Mei 2015, dan merupakan kasus terbesar di luar wilayah Timur Tengah.
Pasien penderita MERS adalah seorang pria lanjut usia berumur 75 tahun yang sedang menjalani perawatan di ruang gawat darurat saat seorang penderita MERS lainnya sedang dirawat di lokasi yang sama, ujar petugas.
Sementara itu, Asosiasi Agen Perjalanan dan Pariwisata Indonesia (ASITA) mengingatkan anggotanya untuk mengantisipasi penularan virus MERS. Sindrom ini tengah mewabah di Korea Selatan.
Ketua DPP ASITA Asnawi Bahar mengatakan, harus ada tindakan pencegahan di bandar udara.
"Kami early warning kepada pengusaha travel untuk mengantisipasi turis yang masuk ke Indonesia. Apakah mereka sudah pakai vaksin atau ada surat keterangan kesehatannya," ujarnya saat dihubungi, Jumat (5/6/2015).
Menurutnya, jumlah wisatawan asal Korea Selatan cukup tinggi. Terutama ke Batam dan Bali.
"Cukup besar, ke Bali saja 400 ribu-500 ribu," ujarnya.
ASITA meminta pemerintah segera mengantisipasi dengan mengeluarkan kebijakan dan mengamankan wisatawan yang menuju atau dari Korea Selatan.
Asosiasi akan menyurati menteri kesehatan dan menteri pariwiasata meminta pemerintah mengambil langkah strategis.
WHO menyatakan tingkat kematian akibat MERS lebih tinggi dibanding SARS yaitu 38 persen. Hingga kini, total terdapat 1.179 kasus MERS terjadi di seluruh dunia. Sebanyak 442 kasus di antaranya menyebabkan kematian.