Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Uniqlo Janji Perbaiki Kondisi Kerja Buruh di China

Fast Retailing Co Ltd, perusahan pemilik merek Uniqlo, mengatakan akan memperbaiki kondisi kerja para buruh pabrik di China yang menjadi pemasok perusahaan ritel asal Jepang tersebut.
Ilustrasi-Toko Uniqlo di Tokyo, Jepang/Reuters
Ilustrasi-Toko Uniqlo di Tokyo, Jepang/Reuters

Bisnis.com, TOKYO- Fast Retailing Co Ltd, perusahan pemilik merek Uniqlo, mengatakan akan memperbaiki kondisi kerja para buruh pabrik di China yang menjadi pemasok perusahaan ritel asal Jepang tersebut.

Tindakan ini menyusul protes dari SACOM, grup advokasi dari Hong Kong, yang mengatakan para buruh yang bekerja di pabrik Dongguan Tomwell Garment Co Ltd dan Pacific (Pan Yu) Textiles Ltd bekerja di bawah kondisi buruk. Kondisi tersebut, yaitu bekerja dengan jam kerja yang panjang dalam lingkungan kerja yang tidak aman, termasuk temperatur ruangan yang tinggi, ventilasi buruk, dan lantai yang dibanjiri limbah tekstil.

Keamanan pabrik dari pemasok merek global itu memang tengah menjadi sorotan, terutama sejak pabrik pemasok Uniqlo di Bangladesh runtuh dan menewaskan lebih dari 1.100 pekerja.

Di China, kondisi kerja buruk telah dianggap sebagai pemicu tingginya kasus bunuh diri di beberapa tahun terakhir, salah satunya adalah pabrik pemasok Apple Inc, Hon Jai Precision Industry Co Ltd, yang dikenal dengan Foxconn.

“Menghormati hak-hak manusia dan memastikan kondisi kerja yang layak bagi para buruh merupakan prioritas utama bagi Fast Retailing, dan kami sangat setuju dengan pendapat SACOM,” kata Yukihiro Nitta, Group Executive Fast Retailing, dalam konferensi persnya, Jumat (16/1/2015), seperti dikutip Reuters.

Perusahan itu juga telah meminta para pemasok untuk membuat sejumlah perbaikan di pabrik mereka serta membuat regulasi baru seputar jam kerja.

Selain itu, Fast Retailing juga akan memperbaiki sistem monitoring mereka terhadap para mitra manufaktur, termasuk di antaranya mengecek jam kerja buruh, melacak kecelakaan kerja dan demonstrasi buruh, serta memperkenalkan sistem baru untuk memonitor pabrik tekstil. (Bisnis.com)

 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper