Bisnis.com, BANDUNG--Pemerintah Kota Bandung terus melakukan evaluasi atau studi banding penerapan command center Kota Bandung yang rencananya beroperasi Januari 2015.
Evaluasi ini dilakukan ke kota di negara tetangga yang sudah lebih dulu menerapkannya.
Sri Diandhini, Kabid. Telematika Diskominfo Bandung, mengungkapkan pihaknya baru saja memenuhi undangan dari pemerintah Gangnam City, Korea Selatan, yang memperlihatkan bagaimana command center yang dimiliki kota tersebut.
"Kita penuhi undangan untuk melihat bagaimana command center yang sudah ada di sana mulai dari teknologinya, fungsi, anggaran, dan penerapannya mulai kapan," katanya, Rabu (17/12/2014).
Dia mengungkapkan command center di kota tersebut sudah ada sejak 2002 yang mana lokasinya terpecah pada tiga titik dan saat inisiasi awal hanya menggunakan 6 Closed Circuit Television (CCTV).
Menurutnya, pemerintah Gangnam City enggan memberikan informasi berapa investasi awal yang dibutuhkan untuk inisiasi awal command center tersebut, meskipun diberitahukan biaya integrasi dari tiga lokasi pemantauan yang terpisah menjadi satu sempat dilakukan pada 2010-2011 dengan nilai investasi Rp600 miliar.
Saat ini, kota tersebut sudah memiliki 2.670 panel layar monitor dengan fungsional surveillance, di mana menurut Sri satu hal yang bisa diterapkan atau dicontoh adalah masyarakat perkotaan sebenarnya membutuhkan perlindungan dari stake holder yaitu kepolisian dan pemerintah dengan memanfaatkan teknologi informasi (IT).
"Command center mereka khusus untuk surveillance atau keamanan masyarakat dengan mengamati misalnya pada sekolah. Sistemnya terpisah juga dengan pemantauan transportasi. Namun memang patut diketahui awalnya teknologi ini akan menuai resistensi karena sistem pemantauannya yang dinilai mengusik pribadi."
Sementara itu, command center di Kota Bandung sendiri saat ini masih dalam tahap konstruksi yang diperkirakan sudah 70% dan diharapkan akan selesai serta mulai beroperasi pada awal tahun 2015.
Pemkot Bandung hingga saat ini juga sedang menyeleksi 42 peserta yang akan menjadi karyawan non-pegawai negeri sipil (PNS) untuk command center tersebut. Menurtnya, tercatat ada sekitar 100 orang lebih pelamar yang mencoba mendaftar mengisi lowongan command center Bandung.
"Pelamarnya ada 100 orang lebih, yang lulus administrasi 43 orang dan yang hingga saat ini mengikuti psikotest ada 42 orang. Mereka semua memperebutkan 15 posisi yang disediakan untuk membantu operasional awal command center pada tahun ini," katanya.
Rangkaian tes diperkirakan selesai pada akhir tahun ini karena command center diharapkan sudah dapat beroperasional pada Januari 2015. Empat posisi yang disediakan yaitu administrator, operation, networking, dan programmer.
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengungkapkan sebagai salah satu kota percontohan smart city, Kota Bandung harus memiliki fasilitas yang diharapkan dapat memonitor dan merespon serta memberikan solusi berbagai kejadian atau peristiwa diperkotaan.
"Kami menargetkan Januari akhir fungsi awal beserta teknologi command center Kota Bandung sudah selesai. Nantinya, manajemen kota baik internal kedalam antar satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dan juga kepada publik atau keluar dapat termanajemen dengan baik, sehingga dapat dikontrol serta direspon dengan cepat," katanya beberapa waktu lalu.
Command Center Bandung Terus Dimatangkan
Pemerintah Kota Bandung terus melakukan evaluasi atau studi banding penerapan command center Kota Bandung yang rencananya beroperasi Januari 2015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Ria Indhryani
Editor : Rustam Agus
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
8 jam yang lalu
Setelah GJTL, Giliran Saham ABMM Diborong Lo Kheng Hong
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
4 jam yang lalu
Budi Arie Ternyata Diperiksa terkait Kasus Korupsi Judi Online
7 jam yang lalu