Bisnis.com, ULAN BATOR - Parlemen Mongolia, Rabu (5/11/2014), memutuskan memecat Perdana Menteri Norov Altankhuyang di tengah-tengah kekhawatiran atas kemerosotan parah ekonomi karena harga emas, tembaga dan batu bara serta kecenderungan penurunan investasi.
Dari 66 anggota parlemen, yang memilih, 34 mendukung pemecatan Altankhuyag, kata televisi Mongolia. Sepuluh anggota parlemen, termasuk delapan anggota koalisinya, tidak hadir.
Kini terserah pada pemerintah koalisi untuk memilih seorang kandidat baru, yang harus disetujui presiden dan dikukuhkan oleh parlemen.
Pemerintah dilanda kekacauan dalam bulan lalu,ketika tujuh menteri termasuk menteri-menteri pertambangan dan hubungan luar negeri, mengundurkan diri setelah Altankhuyag memperoleh persetujuan parlemen untuk mengonsolidasikan kementerian-kementerian dari 16 turun menjadi 13.
Tindakan itu menyebabkan oposisi Partai Rakyat Mongolia mendesak perdana menteri mundur, dan akhirnya orang-orang pemerintahnya sendiri menuntut ia mundur.
Pergolakan politik membingungkan pemerintah negara yang kaya sumber alam itu yang terletak antara Rusia dan Tiongkok, menetapkan anggaran biaya.
Parlemen menolak satu usul anggaran belanja untuk kedua kali pada 31 Oktober di tengah-tengah kecaman atas pengeluaran yang melebihi dari biasa dan proyeksi-proyeksi ekonomi yang terlalu optimistik.
Undang-Undang Stabilitas Fiskal Mongolia akan berlaku penuh tahun depan yang akan menetapkan utang dibawah 40 persen dari produk domestik bruto.
"Sangat jelas bahwa siapapun yang akan memerintah tahun depan akan menghadapi masalah-masalah besar, dengan harus membayar gaji para karyawan pemerintah," kata Lusanvandan Sumati, kepala Kelompok penyelidikam pendapat umum Sant Mara Foundation.
Menghidupkan kembali investasi asing, yang merosot 59 persen tahun ini penting, yang merupakan satu penyelesaian sengketa yang lama menyangkut tambang tembaga besar Oyu Tolgoi di mana Mongolia memiliki saham bersama dengan cabang perusahaan raksasa Rio Tinto, Turquoise Hill Resources.
Rio menangguhkan konstruksi satu proyek perluasan bawah tanah senilai 5,4 miliar dolar AS Agustus 2013 karena tidak ada kesepakatan termasuk biaya konstruksi.
Altankhuyag diperkirakan akan menandatangani satu memorandum kesefahaman sebelum bankir mengeluarkan pinjaman empat miliar dolar AS untuk pembiayaan proyek untuk membantu perluasan itu.
Tiongkok membeli lebih dari 90 persen ekspor Mongolia terutama batu bara dan tembaga, dan 49 persen perusahaan asing yang terdaftar di Mongolia adalah Tiongkok, kata kantor berita Tiongkok Xinhua, Agustus.
Parlemen Mongolia Pecat Perdana Menteri
Parlemen Mongolia, Rabu, memutuskan memecat Perdana Menteri Norov Altankhuyang di tengah-tengah kekhawatiran atas kemerosotan parah ekonomi karena harga emas, tembaga dan batu bara serta kecenderungan penurunan investasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium