Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hari Terakhir SBY: Satu Setengah Jam Ikut 'Sidang Kabinet' Istimewa

Pak SBY pun berpesan kepada para mantan menteri, apabila diajak presiden baru untuk menjadi menteri kembali agar ajakan itu diterima untuk menjaga kesinambungan. Jangan ewuh pakewuh, tuturnya, sambil menggosip, setidaknya ada dua anggota KIB II yang berpeluang diajak Pak Jokowi, yaitu Lukman Hakim dan Muhamad Lutfi.
Presiden Joko Widodo beserta Ibu Negara Iriana, mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beserta Ibu Ani Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla beserta Ibu MUfidah berfoto saat memasuki beranda Istana Negara (20/10) seusai pelantikan Jokowi sebagai Presiden RI/Bisnis
Presiden Joko Widodo beserta Ibu Negara Iriana, mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beserta Ibu Ani Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla beserta Ibu MUfidah berfoto saat memasuki beranda Istana Negara (20/10) seusai pelantikan Jokowi sebagai Presiden RI/Bisnis

“Rakyat bersyukur, setelah menunggu 69 tahun, akhirnya pergantian kepemimpinan nasional berlangsung dengan suasana damai, mulia, demokratis dan bermartabat.”

Penggalan kalimat itu dinyatakan Susilo Bambang Yudhoyono, tak lebih dari 60 menit setelah tak lagi menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia, Senin (20/10) siang.

Siang itu, sekitar satu setengah jam, Susilo Bambang Yudhoyono berbincang dalam suasana penuh keakraban dengan anggota Kabinet Indonesia Bersatu II, di ruang sidang Sekretariat Negara yang berada di kompleks Istana Negara, yang disaksikan sejumlah pemimpin redaksi media massa.

Saya menganggap ini mirip Sidang Kabinet Istimewa, meski Pak SBY sudah tak lagi menjabat Presiden, dan para mantan anggota kabinet itu tak lagi menjabat menteri.

Momentum kumpul-kumpul sambil makan siang itu dipakai, sambil menunggu kedatangan Presiden Jokowi, yang diarak menuju Istana dengan kereta kuda, untuk kemudian disambut dengan upacara militer di halaman Istana Negara, yang menurut agenda dilaksanakan pada pukul 14.00 WIB.

Pak SBY, begitu mantan Presiden Yudhoyono itu biasa dipanggil, tampak sumringah didampingi Ibu Ani Yudhoyono, yang mengaku telah memberikan support secara mental dan spiritual selama 10 tahun SBY menjadi Presiden Republik Indonesia (2004-2014).

“Ini tradisi yang baik,” kata SBY mengawali pembicaraan sesaat sebelum makan siang. “Saya sudah mengeluarkan keputusan pemberhentian saudara sebagai menteri di Kabinet Indonesia Bersatu II. Tetapi diberhentikan dengan hormat,” tutur SBY.

Ketua Umum Partai Demokrat itu pun menambahkan, “Saya tidak diberhentikan [sebagai presiden]. Tetapi saat Pak Joko Widodo mengambil sumpah sebagai presiden, [otomatis] saya berhenti.”

SBY menyebutkan, proses peralihan kekuasaan secara damai dan bermartabat itu terjadi atas sumbangan semua pihak. “Not only me,” ujarnya dalam bahasa Inggris.

Kepada para menteri dan wakil menteri yang telah membantunya, SBY pun menyampaikan terima kasih atas dukungan yang telah diberikan selama ia menjabat sebagai Presiden.

Ia pun berpesan kepada para mantan menteri, apabila diajak presiden baru untuk menjadi menteri kembali agar ajakan itu diterima untuk menjaga kesinambungan. “Jangan ewuh pakewuh,” tuturnya, sambil menggosip, setidaknya ada dua anggota KIB II yang berpeluang diajak Pak Jokowi, yaitu Lukman Hakim dan Muhamad Lutfi.

Lantas, Pak SBY mempersilahkan para menteri santap siang. Namun, ia sempat keseleo lidah saat mempersilahkan para anggota KIB II itu makan siang.

“Silahkan santap malam,” katanya, dan buru-buru meralat: “Maaf santap siang dibilang santap malam. [Baru] Turun [sebagai] presiden satu jam sudah lupa, siang jadi malam.” Sontak para hadirin tertawa.

 

DOAKAN JOKOWI

Sesaat setelah makan siang yang sempat diselingi canda-tawa, Pak SBY kembali bercerita berbagai hal sambil menunggu ketibaan Presiden Jokowi di Istana Negara.

Ia menuturkan, sehari menjelang pelantikan presiden, ia mengundang Pak Jokowi ke Istana Negara. Pertemuan dengan Jokowi kurang dari 24 jam sebelum pengambilan sumpah dan pelantikan sebagai Presiden itu, Pak SBY memperkenalkan berbagai ruangan di Istana Negara.

SBY mengaku sempat mojok dengan Jokowi sekitar 20 menit dan berbicara empat mata alias one-on-one. “Saya berharap beliau [Jokowi] sukses,” katanya.

Saat bertemu, SBY juga mengaku menanyakan ihwal kabinet itu. “Saya tanya ke Pak Jokowi, ‘memang sampun wonten susunan kabinet?’, ‘Wah dereng, Pak...’ kata Pak Jokowi.”

Sambil memegang tangan Jokowi, SBY berpesan, “Pak Jokowi, yang sabar. Nanti siapapun yang masuk kabinet akan ada kontroversi. Tak bisa memuaskan semua orang.”

Ia pun lantas menceritakan, pekerjaan Presiden Jokowi pada 100 hari pertama akan banyak tantangan. Di luar agenda domestik, setidaknya pada Oktober dan November saja, banyak pertemuan internasional yang harus dihadiri Presiden Republik Indonesia, mulai dari KTT Asean, APEC dan KTT G-20.

Dan SBY mengaku, sudah menceritakan ke Jokowi ihwal sejumlah trik menghadiri pertemuan-pertemuan internasional tersebut.

 

PERAN ANI YUDHOYONO

Dalam kesempatan itu, Ibu Ani Yudhoyono juga turut berbicara. Bu Ani menyampaikan terima kasih kepada para anggota Kabinet yang telah membantu SBY. “Fungsi saya adalah mendampingi Bapak, supaya dapat bertugas dengan baik. Saya memberikan dukungan dari sisi mental dan spiritual,” kata Ibu Ani.

Namun, Bu Ani sempat curhat, bahwa dukungannya ke Pak SBY dengan turut serta ke manapun Presiden bepergian, telah sempat disalahartikan oleh sebagian masyarakat. “Kok Bu Ani ke mana-mana selalu sama pak SBY. Kok ngintil terus,” katanya menirukan penilaian atau anggapan sebagian masyarakat.

Kata ‘ngintil’ memang kerap dikonotasikan negatif. “Padahal, saya mendampingi supaya tugas Bapak sebagai Presiden berfungsi dengan baik. Ya misalnya kalau Bapak lupa minum vitamin saya yang ingetin. Dan kalo Bapak capek, saya mijitin juga...” tutur Bu Ani disambut gelak para menteri.

Pada kesempatan tersebut, Ibu Ani didaulat oleh SBY untuk membacakan sms kedua putranya, Agus Harimurti Yudhoyono dan Edhi Baskoro Yudhoyono, yang mengapresiasi kepemimpinan orang tuanya.

Dan SBY pun membacakan jawabannya kepada kedua putranya itu, yang intinya agar keduanya tegar dalam menjalankan karir militer dan politik untuk memberi sumbangan terbaik bagi nusa dan bangsa.

 

JOKO SUYANTO MENANGIS

Yang mengharukan adalah saat Pak Joko Suyanto didaulat oleh Sudi Silalahi mewakili anggota kabinet untuk menyampaikan sambutan.

Mengawali sambutannya, Joko mengucapkan terimakasih tak terhingga atas nama para menteri yang telah diberi kepercayaan membantu Pak SBY.

Mewakili anggota kabinet, Joko juga mengucapkan terimakasih atas bimbingan dan tegoran selama SBY menjadi Presiden. “Tegoran itu sudah sepantasnya, karena di antara kami ada yang bandel juga,” katanya.

Sambil terbata, ia menyampaikan permintaan maaf koleganya. “Kalaupun di tengah jalan kami belum bisa berhasil mewujudkan visi Bapak, ini karena keterbatasan kami... Atas nama teman-teman mohon maaf yang sebesar-besarnya...”

Joko berhenti berbicara beberapa saat. “Saya mencoba untuk tidak menangis....,” ucapnya melanjutkan dengan suara bergetar seraya mengakhiri sambutan.

Chairul Tanjung, Menko Perekonomian, yang duduk di samping Joko tampak ikut terharu.

Pertemuan hari terakhir itu, bagaimanapun memperlihatkan, SBY dan para menteri, juga manusia biasa. Hanya beberapa menit kemudian, saat Pak SBY meninggalkan Istana Negara sambil meneteskan air mata, ia kembali menjadi anggota masyarakat biasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Arif Budisusilo
Editor : News Editor
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper