Bisnis.com, JAKARTA—Pesta Syukuran Rakyat sekaitan pelantikan Jokowi dan JK sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI diwarnai dengan pemberian potongan tumpeng nusantara kepada beberapa orang yang dipilih.
Pada kesempatan pertama, Jokowi menyerahkan potongan tumpeng kepada Siti Bugiah, perempuan asal Petukangan, Ciledug, Jakarta, yang bekerja sebagai supir taksi untuk menafkahi dan membiayai pendidikan dua anaknya.
Adegan mengharukan sempat terjadi saat Jokowi menyerahkan tumpeng kepada Siti Bugiah. Perempuan supir taksi itu tampak berbincang dengan Jokowi sembari memperlihatkan mimik menangis yang memancing Jokowi ikut terbawa suasana.
Rupanya, ekspresi emosional Siti Bugiah memancing Jokowi terbawa suasana haru. Ia, seperti disiarkan televisi, tampak menahan haru. Ekspresi Jokowi sekilas seperti hendak menangis.
Namun, suasana itu tidak berlangsung lama, karena kemudian Jokowi harus melanjutkan pemberian tumpeng kepada sejumlah nama lainnya.
Seperti dijadwalkan, Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla semula dijadwalkan akan memberikan tumpeng kepada beberapa warga pada acara Syukuran Rakyat di Lapangan Monumen Nasional Jakarta, Senin (20/10/2014) malam.
Namun, pada saat yang ditentukan Jokowi hadir sendiri tanpa ditemani Jusuf Kalla. Sebelumnya, usai dilantik di Gedung MPR/DPR, Jokowi dan JK diarak dari Semanggi hingga Istana Negara di bawah cuaca yang relatif terik.
Selain diberikan kepada Siti Bugiah, tumpeng juga diberikan kepada Giman, warga Wonogiri, Jawa Timur.
Sehari-hari, Giman bekerja sebagai penjual kue putu keliling. Dia berjalan kaki dari Kota Malang ke Jakarta untuk berjumpa dengan Presiden Jokowi. Dia ingin menyampaikan kabar soal nasib anaknya yang tidak bisa sekolah kepada Presiden.
Selain itu ada Josephine Monica, perempuan asal Jakarta yang meraih medali emas pertama bagi Indonesia dalam olimpiade internasional fisika pada 2014 serta meraih medali emas dan menjadi peserta perempuan terbaik pada olimpiade asia fisika pada 2013.
Selain mereka bertiga, ada kelompok Mama (Ibu) yang sehari-hari berjualan di pasar tradisional Mama Papua di Kota Jayapura. Para Mama yang terdiri atas Yuliana Pigay, Miriam Awarawi, Dolfiance Sraun dan Federica Korain itu menjadi tulang punggung keluarga dan penggerak ekonomi.