Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PERUNDINGAN NUKLIR IRAN: Perselisihan Masalah Serius Masih Bertahan

Seorang perunding nuklir Iran Sabtu (13/9/2014) mengatakan bahwa "perselisihan terhadap masalah serius" bertahan dalam pembicaraan terbaru dengan kekuatan dunia mengenai program nuklir negaranya.
Presiden Iran Hassan Rouhani /reuters
Presiden Iran Hassan Rouhani /reuters

Bisnis.com, TEHERAN - Seorang perunding nuklir Iran Sabtu (13/9/2014) mengatakan bahwa "perselisihan terhadap masalah serius" bertahan dalam pembicaraan terbaru dengan kekuatan dunia mengenai program nuklir negaranya.

"Setelah dua putaran perundingan dengan perwakilan Eropa, posisi kami belum direkonsiliasi dan perselisihan pertanyaan serius masih ada," kata Majid Takht-Ravanchi, yang juga Wakil Menteri Luar Negeri.

Takht-Ravanchi mendesak apa yang disebut kelompok P5+1 untuk "menghormati garis merah" yang disusun oleh Iran untuk mencapai kesepakatan yang akan mengakhiri sengketa 1 dekade itu.

Pernyataan itu disampaikan setelah Iran dan rekan-rekan mereka di Eropa saling bertukar pendapat Kamis di Wina menjelang perundingan di New York pada 18 September.

"Kami selalu optimis. Tetapi kita memiliki jalan sulit untuk pergi," kata kepala perunding Teheran Abbas Araqchi setelah pembicaraan terbaru dengan Inggris, Prancis dan Jerman, yang diikuti pertemuan serupa pekan lalu di Jenewa.

Ketiga negara Uni Eropa itu merupakan bagian dari kelompok P5+1 dengan Amerika Serikat, Rusia dan Tiongkok yang jatuh tempo untuk melanjutkan perundingan dengan Iran di New York.

Enam kekuatan, yang semuanya kecuali Jerman duduk di Dewan Keamanan PBB dan memiliki senjata nuklir sendiri, ingin Iran mundur dari program atomnya untuk mengurangi kekhawatiran republik Islam mebuat bom sendiri.

Teheran mengatakan bahwa program nuklirnya adalah khusus untuk pembangkit listrik dan penggunaan medis, sebagai imbalan PBB dan Barat mencabut sanksi-sanksinya.

Pada 18 Juli, dua hari sebelum tenggat waktu untuk mendapatkan kesepakatan dan setelah berbulan-bulan pembicaraan intens, Iran dan enam kekuatan memutuskan untuk menyerahkan kesepakatan sampai 24 November.

Masalah utama tetap pada ukuran kapasitas Iran untuk memperkaya uranium, satu proses yang dapat membuat bahan bakar untuk keperluan nuklir damai tetapi juga inti dari sebuah bom atom.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper