Bisnis.com, JAKARTA - Poundsterling mencapai titik terendah baru selama 10 bulan terakhir terhadap dolar AS dan terendah dalam tiga bulan terhadap euro pada Rabu (10/9/2014).
Hal itu dipengaruhi oleh hasil survei polling referendum Skotlandia untuk lepas dari Inggris yang didominasi YES untuk pisah dari Inggris Raya yang dilihat oleh para trader.
Pasar membicarakan dalam perdagangan pagi di Eropa dikelilingi prospek jajak pendapat lain yang akan dirilis Rabu oleh lembaga polling Survation untuk Daily Record. Badan itu mengatakan di Twitter bahwa hasil tersebut akan "sangat menarik".
Sebuah polling web dilakukan oleh blogger independen yang menunjukkan kamp pro-kemerdekaan memimpin dengan 53,9% menjadi 46,1% bagi mereka yang dimaksudkan untuk memilih "No". http://barker.co.uk/scotlandpoll.
Poundsterling merosot ke US$1,6052, setelah diperdagangkan satu sen penuh lebih tinggi pada hari sebelumnya. Itu terakhir turun 0,1% pada US$1,6088.
Euro menguat ke level terkuat sejak Juni di 80,635 pence.
"Hal ini sesuai dengan tren terbaru yang telah kita lihat dalam jajak pendapat dengan pergeseran ke arah suara 'Ya'," kata Ian Stannard, kepala strategi mata uang Eropa di Morgan Stanley.
Sangat mungkin bahwa akan ada banyak jajak pendapat belum diverifikasi menjelang referendum pada 18 September.
"Beberapa jajak pendapat keluar memberikan pesan yang akan memiliki dampak lanjutan di pasar."
REFERENDUM SKOTALNDIA: Hasil Survei Mengarah Skotlandia Lepas dari Inggris, Poundsterling Makin Terpuruk
Poundsterling mencapai titik terendah baru selama 10 bulan terakhir terhadap dolar AS dan terendah dalam tiga bulan terhadap euro pada Rabu (10/9/2014).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
57 menit yang lalu
Prabowo Tiba di Abu Dhabi Usai Tur Asia, Amerika dan Inggris
4 jam yang lalu