Bisnis.com, JAKARTA - Jakarta menjadi tuan rumah kongres dua tahunan the Eastern Regional Organisation for Planning and Housing (EAROPH) ke-24 pada 10-13 Agustus 2014 bertempat di Hotel Borobudur, Jakarta.
Kongres yang bertema Towards Resilient and Smart Cities: Innovation, Planning and Determination in Managing Major Cities of The World ini akan dihadiri setidaknya 350 peserta yang konfirmasi hadir. Peserta tersebut terdiri dari sejumlah wali kota di seluruh negara di Asia Pasifik dan beberapa pengembang.
Ketua Umum Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia sekaligus Ketua EAROPH Bernardus Djonoputro mengatakan kongres ini akan mambahas tata kelola kota-kota untuk menuju kota pintar yang layak huni dan berketahanan.
"Untuk merumuskan dan menyelesaikan persoalan perkotaan dan pemukiman diperlukan kolaborasi seluruh pihak lintas negara dan pemangku kepentingan," katanya dalam konferensi pers EAROPH di Jakarta.
Kongres tersebut mengajak para praktisi, pemerintah, akademis dan pemerhati perencanaan untuk mencari cara-cara baru dalam mengelola perkotaan di masa depan. Konferensi ini juga akan menjadi ajang tukar pengalaman antara pelaku pembangunan.
"Kota-kota di Asia Pasifik, khususnya di Jakarta, harus mencontoh model pambangunan kota metropolis terapan seperti Copenhagen, Vancouver dan Melbourne," ujarnya.
Dalam pembangunan kota, lanjut Bernard, dibutuhkan ruang publik hijau sehingga akan terbentuk Green Cities.
Seperti contoh kota tersebut di atas sudah diterapkan taman kota di sepanjang bahu jalan. Para pesepeda dan pejalan kaki atau pedestrian mempunyai akses jalan yang nyaman.
"Hal tersebut harus diperhatikan di kota-kota di Indonesia karena kelayakan hidup [liveable] di kota menentukan konsep Smart Cities," ungkapnya.
Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak mengatakan amanat ruang terbuka hijau di Indonesia adalah sebanyak 30% beserta fasilitas penunjang di mana 10% bersifat privat dan 20% bersifat publik. Amanat tersebut yang harus diaplikasikan di kota-kota di Indonesia.
Selain itu, tambahnya, untuk membangun kota yang nyaman untuk dihuni, pembangunan infratruktur harus selalu digali dan diperhatikan.
Dia mengklaim bahwa dirinya bersama dengan Kementerian PU telah membuat kenyamanan sedikit demi sedikit di kota padat penduduk Jakarta.
"Kami telah membangun jalur khusus pesepeda sepanjang 23 km di kanal timur dari Cipinang ke arah utara. Sanitasi air juga telah diperbaiki di kawasan Bantargebang," katanya di kesempatan yang sama.
Selain itu, pihaknya juga telah bekerjasama dengan 112 kota di Indonesia untuk mengurangi dampak polusi udara dan polusi suara.
"Dengan perbaikan tersebut dan diskusi dalam EAROPH 3 hari ke depan, saya rasa Indonesia lebih siap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN [MEA] tahun depan."