Bisnis.com, JAKARTA--Wahana antariksa pemantau matahari milik NASA, Solar Dynamics Observatory (SDO), pekan lalu, tepatnya 26 Juli 2014 pukul 10.57 hingga 11.42 pagi waktu Amerika Serikat memotret sebuah fenomena yang dinamakan transit bulan.
Fenomena transit bulan (lunar transit) terjadi dua kali setiap tahun, saat bulan tepat berada di antara posisi SDO dan matahari. Akibat posisi ini, sebagian permukaan matahari dapat dilihat dengan jelas dari posisi SDO .
Foto yang disiarkan oleh NASA Selasa (29/7) menunjukkan horison bulan yang terlihat gelap dan jelas mengingat di satelit Bumi itu tidak ada atmosfer yang mendistorsi pancaran cahaya dari matahari. Citra permukaan matahari yang dipotret wahana angkasa itu merupakan perpaduan dari citra SDO yang menggunakan panjang gelombang 304 mikrometer dan 171 mikrometer.
Dari citra tersebut, terlihat permukaan matahari sangat detil dan berwarna merah kekuning-kuningan, yang menunjukkan adanya api hasil proses termo nuklir yang terjadi di bintang paling dekat dengan planet Bumi ini.
SDO yang diluncurkan pada 11 Februari 2010 merupakan misi pertama yang diluncurkan oleh NASA dalam program Living With a Star (LWS). Program LWS merupakan misi NASA untuk mempelajari faktor-faktor penyebab variabilitas matahari dan dampaknya pada kehidupan di planet Bumi.