Bisnis.com, MANADO—Seluruh guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Sulawesi Utara (Sulut) diminta wajib mengikuti workshop penguatan pendampingan kurikulum 2013.
Penegasan itu disampaikan oleh Wakil Gubernur Sulut Djouhari Kansil saat menutup workshop penguatan pendampingan kurikulum 2013 tingkat SMP untuk tim pengembangan kurikulum (TPK) kabupaten/kota se- Sulut, Jumat (25/7/2014).
Kegiatan yang digelar Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Provinsi Sulut itu berlangsung selama 3 hari di Tasik Ria Resort Minahasa.
Kansil mengingatkan tujuan dan proses dari TPK agar anak-anak menjadi lebih cerdas, karena mereka mengerti dengan apa yang menjadi tujuan serta proses belajar-mengajar.
Menurutnya, selama ini masih ada sejumlah sekolah yang gagal menerapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).
“Itu menjadi salah satu alasan pemerintah mengganti kurikulum lama dengan yang baru. Perubahan kurikulum lama menjadi kurikulum 2013 juga didasari akan tantangan zaman yang terus berubah agar peserta didik mampu bersaing di masa depan,” tuturnya.
Selain itu, perubahan kurikulum itu juga dilakukan karena kurikulum sebelumnya dianggap memberatkan peserta didik karena terlalu banyak materi pelajaran yang harus dipelajari oleh peserta didik sehingga sejumlah sekolah tidak mampu membuat KTSP.
“Kalaupun mampu, ternyata kurikulum tersebut tidak dibuat oleh sekolah. Bahkan, silabus dan bahan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tidak dibuat guru,” tuturnya.