Bisnis.com, JAKARTA–Keberadaan Mahfud MD sebagai Ketua Tim Sukses Prabowo Subianto-Hatta Radjasa diharapkan dapat mendongkrak suara pasangan tersebut di kalangan menengah perkotaan dan pemilih Nahdlatul Ulama pada Pilpres 2014.
Jawa Timur, sebagai basis utama NU, menjadi target lumbung suara mengingat jumlah populasinya yang terbesar di Indonesia setelah Jawa Barat.
Dalam beberapa kesempatan, Mahfud juga mengungkapkan keyakinannya bahwa calon jagoannya tersebut akan menang di provinsi tersebut.
Namun, hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei menyatakan sebaliknya. Saiful Mujani Research Consulting (SMRC) misalnya merilis kemenangan Jokowi-JK dengan persentase 52,88% sedangkan Prabowo 47,12%.
Kresnayana Yahya, akademisi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, mengatakan kegagalan mantan ketua Mahkamah Konstitusi tersebut disebabkan dia belum pernah menjadi tokoh di Jatim.
“Meski Mahfud orang Madura, dia itu lebih banyak beraktivitas di Yogyakarta [sebagai dosen],” kata Kresnayana ketika dihubungi Bisnis.com, Rabu (9/7/2014).
Pendiri lembaga konsultan bisnis Enciety Business Consult ini lantas membandingkan Mahfud dengan tokoh NU yang berada di belakang Jokowi-JK seperti Hasyim Muzadi dan Khofifah Indar Parawansa yang mengakar di kalangan nahdliyin Jatim.
Hasyim merupakan mantan Ketua Umum PBNU dan pengasuh pesantren di Malang, sedangkan Khofifah pernah dua kali menjadi calon gubernur Jatim.
“Mayoritas ibu-ibu Muslimat [organ otonom NU yang dipimpin Khofifah] memberikan suaranya kepada Jokowi-JK. Hanya sedikit pemilih NU yang milih Prabowo,” ujarnya.