Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

VISI LiNGKUNGAN HIDUP PRABOWO vs JOKOWI: ini Penilaian Greenpeace

Greenpeace menilai Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla tidak menggunakan kesempatan untuk menjelaskan penyelarasan pembangunan ekonomi, keadilan sosial, dan perlindungan lingkungan pada debat Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden bertema Pangan, Energi dan Lingkungan, Sabtu (5/7/2014)
Pasangan Peserta Pemilu Presiden 2014 Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla menyampaikan visi dan misinya saat Debat Capres-Cawapres di Jakarta, Senin (9/6). Debat pertama tersebut mengambil tema Pembangunan Demokrasi, Pemerintahan Yang Bersih dan Kepastian Hukum. /ANTARA
Pasangan Peserta Pemilu Presiden 2014 Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla menyampaikan visi dan misinya saat Debat Capres-Cawapres di Jakarta, Senin (9/6). Debat pertama tersebut mengambil tema Pembangunan Demokrasi, Pemerintahan Yang Bersih dan Kepastian Hukum. /ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA – Greenpeace menilai Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla tidak menggunakan kesempatan untuk menjelaskan penyelarasan pembangunan ekonomi, keadilan sosial, dan perlindungan lingkungan pada debat Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden bertema Pangan, Energi dan Lingkungan, Sabtu (5/7/2014)

Kepala Greenpeace Indonesia Longgena Ginting mengungkapkan dalam kesempatan debat terakhir itu kedua pasangan tidak menjelaskan dan menjawab akar masalah krisis energi, pangan, dan lingkungan.

“Tidak mungkin mempertahankan pertumbuhan ekonomi di dalam lingkungan hidup yang terdegradasi. Sayang sekali kandidat tidak menggunakan momen ini untuk menggambarkan konsep dan strategi untuk membangun keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, keadilan sosial dan perlindungan lingkungan secara konkrit dan tegas,” katanya Minggu (6/7/2014).

Dia mencontohkan Prabowo Subianto justru mengatakan masyarakat perlu diberi pendidikan agar tidak merambah hutan, padahal pendorong utama kerusakan hutan adalah ekspansi perkebunan sawit dan Hutan Tanaman Industri skala besar.

Meski demikian Longgena mengapresiasi komitmen Prabowo untuk memberi sanksi keras terhadap korporasi perusak hutan.

Menurutnya hal ini membutuhkan pengujian dalam implementasi penyelesaian kasus kebakaran hutan, korupsi sumber daya alam, serta konflik pengelolaan sumberdaya alam.

Sementara itu kebijakan satu peta (one map policy) yang dilontarkan Joko Widodo dinilai sebagai satu langkah baik menuju transparansi kehutanan. Meski bukan ide baru, tetapi selama ini belum ada yang mengimplementasikan kebijakan satu peta.

“Namun, komitmen penyelesaian tumpang tindih perijinan di kawasan hutan seharusnya diawali dengan memperkuat dan memperpanjang kebijakan morarium yang akan berakhir pada Mei 2015, termasuk review perizinan yang ada saat ini. Sehingga bisa sejalan dengan ide one map policy,” katanya.

Hal lain yang harus diapresiasi dalam debat tadi malam adalah prioritas diversifikasi energi dari sektor energi baru terbarukan (EBT). Pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa telah menjabarkan langkah peningkatan EBT yang lebih konkret melalui insentif dan sistem feed in tarif.

Pasangan ini juga memiliki target yang jelas, yaitu lebih dari 25% pada 2030. Bahkan Hatta juga mengungkapkan ketergantungan terhadap energi fosil adalah langkah jangka pendek, sudah saatnya Indonesia beralih pada EBT. 

Sementara Joko Widodo dan Jusuf Kalla ingin mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar mInyak (BBM) dengan perbaikan transportasi massal di kota-kota besar sebagai salah satu solusi efisiensi penggunaan energi dan subsidi.

“Jokowi-Hatta belum melakukan penjabaran teknis tentang pembangunan rendah karbon yang seharusnya bisa menjadi prioritas baru untuk pembangunan ekonomi Indonesia masa depan. Prabowo-Hatta hanya melihat masalah ini dari segi pertumbuhan penduduk, tetapi masih belum menyoroti bahwa over eksploitasi SDA Indonesia secara besar-besaran adalah penyumbang utama kerusakan alam Indonesia,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor :
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper