Bisnis.com, BANGALORE—Langkah European Central Bank (ECB) untuk menawarkan pinjaman jangka panjang (targeted longer-term refinancing operation/TLTRO) diyakini tidak akan menggenjot kredit perbankan.
Meski permintaan kredit melonjak tajam, jajak pendapat yang dilakukan oleh Reuters menunjukkan paket stimulus tersebut tidak menyelesaikan permasalahan yang ada.
“Kami tidak mengharapkan keajaiban, mereka [ECB] hanya memberikan solusi sementara terkait kekurangan likuiditas, bukannya memberikan bantuan modal bagi perbankan,” ungkap Elwin de Groot, ekonom Rabobank di Utrecht, Belanda, Rabu (17/6).
Adapun, mayoritas ekonom pada polling tersebut menyebutkan kebijakan LTRO itu tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kredit, merekomendasikan ECB untuk berbuat lebih agresif guna mengerek naik inflasi.
Hanya 6 dari 36 ekonom meyakini perbankan bakal meminjam setidaknya 400 miliar euro kepada ECB, dengan harapan dapat meningkatkan kredit.
Kendati sejumlah paket stimulus telah digelontorkan ECB, ekonom pesimistis paket tersebut dapat mencegah zona euro dari ancaman deflasi. Pasalnya, inflasi terbukti melaju lambat di level 0,5% pada Mei tahun ini year-on-year (yoy), turun dari posisi April lalu yaitu 0,7%.
Masih berdasarkan polling Reuters, inflasi diprediksi masih berada di zona berbahaya yaitu di bawah 1% hingga tahun mendatang.