Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Pinjaman Jangka Panjang ECB Gagal Pacu Kredit Perbankan

Langkah European Central Bank (ECB) untuk menawarkan pinjaman jangka panjang (targeted longer-term refinancing operation/TLTRO) diyakini tidak akan menggenjot kredit perbankan.
Amanda Kusumawardhani
Amanda Kusumawardhani - Bisnis.com 18 Juni 2014  |  20:10 WIB
Pinjaman Jangka Panjang ECB Gagal Pacu Kredit Perbankan

Bisnis.com, BANGALORE—Langkah European Central Bank (ECB) untuk menawarkan pinjaman jangka panjang (targeted longer-term refinancing operation/TLTRO) diyakini tidak akan menggenjot kredit perbankan.

Meski permintaan kredit melonjak tajam, jajak pendapat yang dilakukan oleh Reuters menunjukkan paket stimulus tersebut tidak menyelesaikan permasalahan yang ada.

“Kami tidak mengharapkan keajaiban, mereka [ECB] hanya memberikan solusi sementara terkait kekurangan likuiditas, bukannya memberikan bantuan modal bagi perbankan,” ungkap Elwin de Groot, ekonom Rabobank di Utrecht, Belanda, Rabu (17/6).

Adapun, mayoritas ekonom pada polling tersebut menyebutkan kebijakan LTRO itu tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kredit, merekomendasikan ECB untuk berbuat lebih agresif guna mengerek naik inflasi.

Hanya 6 dari 36 ekonom meyakini perbankan bakal meminjam setidaknya 400 miliar euro kepada ECB, dengan harapan dapat meningkatkan kredit.

Kendati sejumlah paket stimulus telah digelontorkan ECB, ekonom pesimistis paket tersebut dapat mencegah zona euro dari ancaman deflasi. Pasalnya, inflasi terbukti melaju lambat di level 0,5% pada Mei tahun ini year-on-year (yoy), turun dari posisi April lalu yaitu 0,7%.

Masih berdasarkan polling Reuters, inflasi diprediksi masih berada di zona berbahaya yaitu di bawah 1% hingga tahun mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

european central bank

Sumber : Reuters

Editor :

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top