Bisnis.com, JAKARTA- Keluarga korban hak asasi manusia mengaku tidak akan tinggal diam untuk mendesak pemerintah dan pihak bertanggung jawab menuntaskan tragedi penghilangan paksa atas pecahnya tragedi 1998.
Sumarsih, orangtua Bernardinus Realino Norma Irmawan atau Wawan, salah satu korban peristiwa Semanggi I, yang juga mahasiswa Universitas Atma Jaya mengatakan akan terus berjuang sampai tuntas kasus tersebut.
"Kami ingin masa depan Indonesia lebih baik. Kasus ini harus selesai. Jangan pernah menganggap kami tidak ada," katanya ketika ditemui di Kantor Pepabri, Senin (25/6/2014).
Kedatangan Sumarsih ke Kantor Persatuan Purnawirawan TNI dan POLRI (Pepabri) dalam rangka audiensi antara Koalisi Melawan Lupa dan Korban HAM terkait rencana Agum Gumelar selaku Ketua Pepabri yang akan membicarakan soal kasus Prabowo Subianto.
Jadwal audiensi tersebut dibatalkan sepihak oleh Agum Gumelar dengan alasan yang tidak dijelaskan secara detil.
Namun, baik Sumarsih ataupun koalisi tidak akan tinggal diam untuk terus berupaya membongkar siapa dalang di balik peristiwa 1998 yang disebut sebagai tragedi pelanggaran HAM tersebut.
"Sebagai keluarga korban kami kecewa Agum Gumelar membatalkan acara ini tetapi kami akan terus bersuara," paparnya.