Bisnis.com, JAKARTA – Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan Universitas Gadjah Mada (PSKK UGM) menyatakan proyeksi penduduk Indonesia pada 25 tahun mendatang akan menghasilkan tambahan 50 juta angkatan kerja baru atau 2 juta setiap tahunnya.
Pakar Kependudukan UGM Agus Joko Pitoyo mengatakan angka ini tidak berimbang dengan masalah serius yang akan dihadapi Indonesia yaitu peningkatan jumlah penduduk lansia sekitar 100% dari 2010-2035. Angka tersebut bila dijabarkan, ujar Agus, antara 4,9% atau 11,8 juta jiwa pada 2010 menjadi 10,8% atau 32,1 juta jiwa.
“Kelompok usia pasca produktif atau lansia bisa menjadi potensi sekaligus beban dalam siklus kehidupan manusia secara keseluruhan,” katanya dalam rilis media yang diterima oleh Bisnis, Kamis (22/5/2014).
Agus mengatakan proyeksi penduduk yang dikaji oleh pusat studi tersebut diperlukan sebagai penentu kebijakan dan perencanaan pembangunan. Salah satunya membantu para pemangku kebijakan untuk mendapatkan gambaran tantangan yang akan dihadapi di masa depan misalnya dalam kebutuhan pangan, kesehatan, dan pendidikan.
Terkait dengan kebutuhan pangan Indonesia, Pakar Ekonomi Pertanian UGM Jangkung Handoyo mengatakan dari proyeksi yang dipadukan dengan hasil kajian Food and Agriculture Organization (FAO), jumlah produksi beras Indonesia masih lebih tinggi dibanding dengan laju konsumsi penduduknya.
“Meski demikian, jumlah konsumsi beras tidak semata-masa dipengaruhi oleh jumlah penduduk, ada beberapa faktor yang dipertimbangkan misalnya harga beras, harga barang subtitusi beras, harga barang komplementer, dan pendapatan perkapita,” ujarnya.
Proyeksi paduan antara jumlah penduduk dengan kajian FAO berdasarkan asumsi konsumsi pangan penduduk yaitu 139 kilogram per tahun. Pada 2025 dengan proyeksi penduduk dari PSKK UGM sejumlah 282,6 juta jiwa, maka jumlah produksi beras diproyeksikan mencapai 52,2 ton, semantara itu jumlah konsumsi sekitar 39,2 ton.
Proyeksi yang sama juga akan terjadi pada 2035, ketika jumlah penduduk diproyeksikan mencapai 304,9 juta jiwa, maka jumlah produksi beras diproyeksikan mencapai 59,4 ton, sementara jumlah konsumsinya diproyeksikan sekitar 42,3 ton.