Bisnis.com, JAKARTA--Wisatawan Mancanegara (wisman) yang berasal dari Negara Timur Tengah merupakan salah satu pemasok devisa negeri ini. Meskipun dalam jumlah angka tidak terlalu banyak seperti kunjungan wisman dari negara ASEAN yang mencapai 3,3 juta orang pertahunnya, kunjungan wisman Timur Tengah menampakkan pertumbuhan yang signifikan sejak 2006-2012.
Data kedatangan wisman ke Indonesia yang dicatat Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyebutkan kunjungan wisman Timur Tengah pada 2006 hanya 55.033.000 orang saja.
Pada 2011 naik 350% menjadi 175.885 orang. Mereka mayoritas adalah wisman yang berasal dari Saudi Arabia, Bahrain, Kuwait, Mesir dan negara Timur Tengah yang masuk kategori “lain-lain”. Namun pada 2013 menurun 20% menjadi 148,788 orang. Penurunan ini diakibatkan kurangnya promosi pariwisata dari Indonesia ke negara Timur Tengah.
Penurunan wisman tersebut tidak diharapkan oleh pihak kemenparekraf. Wabah virus MERS yang berasal dari Saudi Arabia tidak membuat Kemenparekraf kelabakan dan gegabah memberi travel warning kepada wisman Timur Tengah.
Dirjen Pemasaran Kemenparekraf Esthy Reko Astuti mengatakan pihaknya memang mengantisipasi mewabahnya virus MERS yang kemungkinan dibawa oleh wisman asal Timur Tengah. Namun pihaknya tidak seta merta melarang wisman Timur Tengah yang ingin berkunjung ke Indonesia.
“Antisipasi yang kami lakukan adalah mendukung apa yang telah teman-teman kami [Kementerian Kesehatan] lakukan,” katanya kepada Bisnis, Sabtu (17/5/2014).
Kemenkes telah melakukan beberapa tahapan untuk menghindari penyebaran virus tersebut. Alat deteksi sudah dipasang di beberapa bandara untuk mengantisipasi penularan ke warga Indonesia.
“Kami juga turut mempromosikan budaya agar warga Indonesia tidak cepat tertular virus tersebut [MERS] dengan selalu memakai masker jika berada di bandara, menjaga kondisi tubuh dan asupan makanan,” imbuhnya.
Jika wisman Timur Tengah dilarang datang ke Indonesia rasanya tidak adil karena travel warning merupakan peringatan bukan pelarangan. Peringatan ini dilakukan dengan cara deteksi dini virus di pintu-pintu masuk negara seperti bandara.