Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Percakapan Telepon Obama-Putin: AS Siap Beri Sanksi ke Rusia

Dalam percakapan telepon yang berlangsung Minggu, Obama menyatakan kepada Putin bahwa AS menolak hasil referendum di Crimea dan mengingatkan bahwa Washington akan memberlakukan sanksi kepada Moskow atas krisis yang terjadi.
Presiden Amerika Serikat Barack Obama/Reuters
Presiden Amerika Serikat Barack Obama/Reuters

 Bisnis.com, WASHINGTON – Percakapan telepon bernuansa ancaman dilontarkan Presiden Amerika Serikat Barack Obama kepada Presiden Rusia Vladimir Putin.

Dalam percakapan telepon yang berlangsung Minggu, Obama menyatakan kepada Putin bahwa AS menolak hasil referendum di Crimea dan mengingatkan bahwa Washington akan memberlakukan sanksi kepada Moskow atas krisis yang terjadi.

“Dia menegaskan bahwa aksi Rusia merupakan pelanggaran terhadap kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina, dan dengan koordinasi bersama mitra-mitra Uni Eropa, kami telah menyiapkan untuk memberikan ongkos tambahan atas aksi-aksi yang dilakukan Rusia,” ujar pernyataan pihak Gedung Putih, Minggu (17/3/2014) dinihari WIB.

Obama menegaskan kepada Putin bahwa krisis yang terjadi masih bisa diselesaikan secara diplomatis, namun pertama-tama yang harus dilakukan adalah militer Rusia menghentikan aksi seranganya di Ukraina, lanjut keterangan dari Gedung Putih.

Hingga setengah jumlah suara dalam referendum, 95,5 pemilih menyatakan bahwa mereka menyetujui untuk bergabung dengan Rusia, demikian ujar seorang komisioner referendum dua jam setelah pemungutan suara ditutup.

Sementara pada Jumat (14/3), bursa Amerika Serikat di Wall Street ditutup melemah dengan tiga indeks mayoritas tertekan sebagai respons menghadapi kemungkinan terburuk pada referendum di Crimea.

Indeks S&P 500 berada di bawah level support pada posisi 1,850 untuk hari kedua. Indeks juga turun 2 persen dalam pekan ini dan merupakan penurunan sepekan yangt terbesar sejak akhir Januari.

Moskow mengirim lebih banyak tentara dan persenjataan ke Crimea pada Jumat dan mengulangi ancaman untuk menyerang bagian lain di Ukraina.

Itu dilakukan sebagai tanggapan atas kekerasan yang terjadi di Donetsk pada Kamis malam.

Tindakan Rusia itu mengabaikan permintaan pihak barat agar Moskow menarik mundur pasukannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Saeno
Editor : Saeno
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper