Bisnis.com, JAKARTA-- Situasi di Provinsi Krimea mendadak jadi mencekam ketika baku tembak antara tentara Rusia dan pasukan Ukraina terjadi selama semalam pada Sabtu waktu setempat (8/3/2014).
Keadaan menjadi tegang dua hari terakhir setelah provinsi ini mendeklarasikan kemerdekaan dari Ukraina dan memilih bergabung ke Federasi Rusia setelah hasil referendum lalu.
Baku tembak tak terhindarkan setelah tentara Beruang Merah mengepung markas pasukan Ukraina, dan tentara dari pemerintahan yang baru berganti itu menolak untuk menyerah.
Tentara Rusia melakukan konvoi truk menuju pangkalan senjata di Sevastapol, kota yang menjadi basis baik bagi tentara Rusia di Laut Hitam maupun Angkatan Laut Ukraina.
Reuters melansir, tidak ada korban jiwa dalam baku tembak itu. Petugas perbatasan Ukraina mengatakan bahwa Rusia telah mengambil alih menara perbatasan di Timur semenanjung, serta mengusir pegawai Ukraina dan keluarganya dari apartemen pada tengah malam.
"Situasi telah berubah. Di sini sangat berbahaya sekarang. Kamu harus pergi. Kamu tidak bisa merekam di sini," kata seorang tentara Rusia yang memegang senapan mesin, yang seluruh tubuhnya tertutup saat berada di pangkalan Angkatan Laut di Novozernoye.
Polisi Kedutaan Besar Polandia Radoslaw Sikorski mengatakan bahwa pemerintahnya telah mengevakuasi kedutaan karena selalu diintimidasi oleh tentara Rusia.
Sekitar 100 pasukan bersenjata Rusia terus memantau tentara Ukraina yang berada di pangkalan, mencegah mereka agar tidak kabur.
"Menjadi sangat sulit di sini, dan atmosfer memburuk dengan cepat. Tentara Rusia mengancam kami ketika kami pergi untuk mendapatkan suplai makanan," kata Wakil Komandan di pangkalan.