Bisnis.com, JAKARTA - Para pemilik restoran cepat saji di Amerika Serikat tidak dapat tidur nyenyak karena karyawan menggelar aksi mogok sehari pada Kamis (5/12/2013) waktu AS atau Jumat dini hari (6/12/2013) waktu Jakarta.
Aksi mogok sehari tersebut sebenarnya tak terlalu dipusingkan para pemilik restoran fast food atau cepat saji.
Namun tuntuan para karyawanlah yang membuat mereka pening kepala. Maklum, para karyawan restoran cepat saji di Negeri Paman Sam itu menuntut kenaikan gaji dari US$8,25 per jam menjadi US$15 per jam atau naik 82%.
Jika dikonversikan dengan kurs tengah Bank Indonesia Kamis (5/12/2013) sebesar Rp12.018/US$, gaji karyawan restoran cepat saji di AS saat ini mencapai Rp99.149 per jam. Mereka menuntut kenaikan gaji menjadi Rp180.270 per jam.
Kalau dalam sebulan mereka bekerja selam 25 hari dengan durasi 6 jam per hari, berarti mereka saat ini bergaji Rp595.894 per hari atau Rp14,9 juta per bulan.
Dengan tuntutan kenaikan gaji menjadi US$15, maka gaji mereka akan menjadi Rp1,08 juta per hari atau Rp27,04 juta per bulan.
Kalau pola gaji seperti itu diterapkan oleh restoran cepat saji AS yang membuka franchise di Indonesia, maka pengelola restoran cepat saji di Tanah Air dipastikan akan bangkrut.
Mudah-mudahan demo di AS itu tidak menularkan tuntutannya kepada ‘rekan-rekannya’ di Indpnesia untuk ikut-ikutan menuntut kenaikan upah sebesar 81%.