Bisnis.com, JAKARTA - Defisit perdagangan Jepang naik hampir dua kali lipat menjadi lebih besar dari perkiraan US$10,9 miliar pada Oktober, karena tagihan energi negara itu melonjak.
Kekurangan sebesar 1,09 triliun yen atau sekitar US$10,9 miliar itu lebih besar dari rata-rata perkirakan para ekonom 810 miliar yen, sehingga memperluas 96,1% dari defisit tahun sebelumnya 556,2 miliar yen.
Menurut Kementerian Keuangan negara itu, kondisi tersebut merupakan defisit terbesar untuk Oktober dalam data pembanding yang kembali ke 1979.
“Dan itu menandai defisit ke 16 bulan berturut-turut, terpanjang sejak 1979.”
Berdasarkan data pemeirntah, impor melonjak 26,1% secara keseluruhan menjadi 7,2 triliun yen karena biaya energi yang lebih tinggi dan meningkatnya permintaan untuk beberapa komponen elektronik. Di sisi lain, ekspor naik 18,6% menjadi 6,1 triliun yen.
Sementara itu, defisit April-September 2013 melonjak menjadi hampir lima triliun yen. Impor Jepang tumbuh 16,5% di September dibandingkan dengan periode sebelumnya menjadi 6,9 triliun yen.
Impor minyak dan gas menyumbang hampir sepertiga dari total. Impor kedelai dan makanan lainnya melonjak menjadi dua digit, sedangkan ekspor tumbuh 11,5% menjadi 5,97 triliun yen.
Di sisi lain, bursa Asia pada pagi ini, Rabu (20/11/2013) menguat setelah Ketua Federal Reserve Ben S. Bernanke mengatakan suku bunga rendah akan diteruskan dalam jangka panjang AS setelah bank sentral mengakhiri program pembelian obligasi. Indeks Topix Jepang menguat 0,4%. (Antara/AFP/Bloomberg)