Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung mendukung usulan calon presiden dari jalur perseorangan pada Pemilu Presiden 2014 atau 2019.
"Dengan mengakomodasi calon presiden dari jalur perseorangan maka dapat memberikan kesempatan lebih luas kepada putra terbaik bangsa untuk mengikuti kontestasi sebagai calon presiden dan calon wakil presiden," kata Akbar Tandjung pada diskusi Dialektika Demokrasi: Saatnya Regenerasi Kepemimpinan Bangsa di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Kamis (31/10/2013).
Pembicara lainnya pada diskusi tersebut Wakil Ketua DPR RI dari Partai Amanat Nasional (PAN) Taufik Kurniawan, Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Ahmad Mubarok, dan Politisi Senior PDI Perjuangan Sabam Sirait.
Akbar Tandjung menjelaskan dengan mengakomodasi calon presiden dari jalur perseorangan maupun calon presiden dari generasi muda, maka dapat menciptakan iklim politik yang kondusif, sehingga putra terbaik yang terpanggil atau mendapat dukungan masyarakat luas untuk menjadi calon preisden, mendapat kesempatan mengikuti kontestasi calon presiden.
Sesuai amanah konstitusi, kata Akbar, calon presiden dan calon wakil presiden diusung oleh partai politik atau gabungan partai politik. "Hal ini belum memberikan ruang terbuka terhadap putra terbaik bangsa yang berada di luar struktur parpol," katanya.
Mantan Ketua DPR RI ini menambahkan dalam UU No 42 tahun 2008 tentang Pemilu Presiden menyebutkan, pemilu presiden dilakukan secara terbuka sesuai dengan mekanisme internal pada masing-masing partai politik. "Tentu masing-masing partai politik harus terbuka," katanya.
Namun, realitasnya partai politik umumnya mengusung ketua umum atau elite partai politik tersebut sebagai calon presiden sehingga putra terbaik bangsa yang mendapat dukungan luas tidak mendapat kesempatan.
Akbar menegaskan untuk mengakomodasi calon presiden dari jalur perseorangan, konsekuensinya harus mengamandemen konsitusi. "Meskipun hal ini sulit dilakukan, tapi jika memberikan dampak positif bagi bangsa Indonesia maka harus diperjuangkan," katanya.
Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga ini menegaskan, dalam berpolitik perlu membangun sistem dan tata nilai, sehingga tercipta iklim politik yang kondusif.
Menurut dia, partai politik sebaiknya memungkinkan munculnya tokoh baru di internal partai maupun dari kesternal partai. "Namun jika iklim politiknya tidak kondusif, maka sulit memunculkan tokoh baru yang kompeten," katanya.
Akbar menegaskan dalam mengusung calon presiden, tidak semata-mata hanya mempertimbangkan faktor usia, tapi yang lebih utama adalah pengalaman politik serta jenjang karir kepemimpinan yang jelas.