.jpg)
Bisnis.com, JAKARTA - Ema Fauziah, ibunda Vicky Prasetyo, memahami bahasa Indonesia dan Inggris yang digunakan anaknya yang jebolan Universitas Krisnadwipayana (Unkris).
"Vicky kan bisa menempatkan diri harus bicara di mana. Saya mengerti kok apa yang dikatakan. Kalau di rumah dia tidak bicara seperti itu," katanya dalam wawancara dengan televisi Indosiar hari ini, Kamis (12/9/2013).
Bahasa yang digunakan Vicky menimbulkan reaksi dari masyarakat lantaran cuplikan video yang diunggah di Youtube saat ia bicara dalam kampanye calon kepala desa di Karawang, Jawa Bareat, maupun ketika konferensi pers seusai acara lamaran dengan Zaskia Gotik.
Vicky disebut sebagai orang yang sok memakai bahasa intelek, menggunakan bahasa gado-gado antara bahasa Indonesia dan Inggris yang terkesan sekenanya saja.
Kata-kata yang dilontarkan Vicky terdengar aneh oleh publik seperti konspirasi kemakmuran, harmonisasi, statusisasi kemakmuran, kontroversi hati, dan labil ekonomi. Publik menilai kata-kata tersebut sulit diterima nalar dan logika.
Ema Fauziah juga membela anaknya, terkait dengan tuduhan sebagai penipu sejumlah wanita maupun kasus tanah yang membawanya ke ranah hukum.
"Mereka yang merasa tertipu, apa yang ditipu? Itu perasaan mereka saja, mau numpang ngetop," kata Fauziah.
Soal kasus tanah, ia menjelaskan bahwa anaknya hanya melakukan mediasi antara pemilik tanah yang bernama Jaya dan Ade Sahroni. Jaya kemudian memberikan surat kuasa kepada Vicky. Terkait masalah itu Ade Sahroni melakukan gugatan kepada Vicky. "Jadi tidak benar kalau Vicky melakukan penipuan soal tanah itu."
Fauziah menjelaskan bahwa profesi Vicky sebagai konsultan hukum di perusahaan minyak adalah benar. Namun ia lupa nama perusahaannya.
Menurut Fauziah, Vicky sudah bisa berbahasa Inggris sejak SMA. Setelah itu ia melanjutkan pendidikan di Universitas Krisnadwipayana (Unkris) di bilangan Jatiwaringin, Jakarta Timur.
Pakar Pendidikan Arief Rachman pun angkat bicara. Dia mengatakan banyak yang melihat cara bicara Vikcy di youtube, bukan tidak mungkin mempengaruhi gaya bicara sebagian masyarakat, termasuk anak didik.
