Bisnis.com, JAKARTA -Telah menikah bertahun-tahun tidak menjamin kebahagiaan dan keutuhan rumah tangga. Bahkan kakek yang telah memiliki cucu pun mampu berubah haluan orientasi seksualnya.
Mira. D Amir, psikolog lembaga psikologi terapan Universitas Indonesia (LPTUI) menceritakan hal itu terjadi pada seorang kakek asal Sumatera berumur 70 tahun. Dia bahkan telah memiliki tiga anak dan beberapa cucu. Sang kakek akhirnya mengaku kepada istrinya bahwa dia seorang gay. Dia menjalin perselingkuhan dengan seorang pria ketika dia melakukan tugas dinas, 30 tahun silam.
Awalnya dia memang seorang penyuka sesama jenis sebelum melakukan pernikahan dengan istrinya. Parahnya, dia tidak mengutarakan hal yang sebenarnya.
Ketika kantor tempat dia bekerja menempatkannya ke daerah dalam tugas dinas, dia mempekerjakan seorang pembantu laki-laki yang kemudian menjadi kekasihnya.
Sang istri yang kemudian mengetahui hal ini sontak terkejut dan menjadi langganan psikiater untuk melakukan terapis.
Mira menegaskan rumah tangga adalah kontrak 24 jam kali n (tahun). Harus ada keterbukaan antara pasangan dalam hal sekecil apapun.
“Penyimpangan fakta dalam sebuah rumah tanga hanya untuk menjaga status sosial dalam masyarakat itu namanya nipu,” ujarnya. Seorang lelaki harusnya cukup jagoan untuk jujur meskipun pahit dan memalukan.
Penyebab utama dari perubahan orientasi seksual seseorang yang telah berumah tangga dan telah memiliki keturunan adalah lingkungan pergaulan. Apabila gaya hidup lingkungan tempat dia berkembang kebanyakan berperilaku menyimpang, tidak menutup kemungkinan untuk terjerat hal serupa.
Penyebab selanjutnya menurut Mira adalah kekecewaan dengan figur lawan jenis sehingga tidak ada keharmonisan lagi. Seks adalah bumbu pemanis dalam bahtera rumah tangga. Jika hubungan seks tidak lagi indah dan memuaskan, besar kemungkinan untuk berselingkuh bahkan pada lawan sejenis ditambah lagi jika suami tidak dapat lagi melakukan penetrasi saat berhubungan intim dengan istri.
Dampak dari seseorang yang menyembunyikan orientasi seksual mereka, akan berdampak buruk pada aktivitas sehari-hari yang mereka kerjakan. Pekerjaan kantor dan pergaulan dapat terhambat.
Hal ini disebabkan oleh kecenderungan manusia yang selalu ingin menunjukkan identitas asli mereka. Jika identitas saja tidak jelas, bagaimana masyarakat dapat menerima keadaan mereka. “Pake topeng itu capek,” kata Mira.
Apabila sudah terjadi kasus seperti ini, perempuan dituntut untuk menjadi super kuat. Istri harus bisa menentukan sikap dan mencari tahu kehidupan gay, mempelajari kehidupan seperti apa yang telah dijalani suaminya.
Istri harus kuat menerima segala konsekuensi termasuk menjadi gunjingan masyarakat. Perceraian adalah hal paling terakhir jika suami tidak mampu lagi menafkahi lahir dan batin dan dipandang tidak dapat menjadi ayah yang baik bagi anak-anaknnya.