Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Efisiensi Perusahaan: Nokia Siemens Bakal Pangkas 8.500 Karyawan

STOCKHOLM - Pembuat piranti telepon genggam Nokia Siemens Networks yang belakangan diambil alih penuh oleh Nokia Oyj mempertimbangkan untuk memangkas 8.500 karyawan.

STOCKHOLM - Pembuat piranti telepon genggam Nokia Siemens Networks yang belakangan diambil alih penuh oleh Nokia Oyj mempertimbangkan untuk memangkas 8.500 karyawan.

Menurut tiga sumber terpisah, alasan Nokia mengurangi pegawai itu adalah untuk meningkatkan keuntungan di tengah lesunya penjualan.

Seorang sumber yang minta dirahasikan menuturkan perusahaan sedang membahas skenario memangkas jumlah tenaga kerja hingga menjadi 42.000 pada akhir 2014.

Penyustan jumlah pegawai secara sengaja hingga 17% itu dilakukan dengan cara menjual atau menghentikan operasi pabrik dan mengalihkan operasi manufakturnya kepada pihak lain.

Perusahaan memiliki sekitar 50.500 pekerja pada akhir Juni. Disebutkan juga bahwa belum ada keputusan akhir yang dibuat, ataupun rencana baru dari pemilik anyar.

Nokia Siemens, yang berbasis di Espoo, Finlandia, sudah memangkas lebih dari 20.000 pekerja selama 2 tahun terakhir.

Hal itu seiring dengan kerasnya persaingan dengan Ericsson AB dan dua perusahaan China Huawei Technologies dan ZTE Corp Co yang menyebabkan penurunan penjualan. Pada triwulan terakhir, penjualan mereka susut hingga 17%.

Hari ini Nokia mengganti nama unit jaringannya itu menjadi Nokia Solutions and Networks, setelah menyelesaikan pembelian 1,7 miliar euro atau US$2,3 miliar saham Siemens AG.

Kesepakatan itu memberikan peluang bagi pembuat telepon genggam asal Finlandia itu untuk mengakses penuh uang kas Nokia Siemens.

Menurut sumber lain, Nokia Siemens sedang mempertimbangkan menjual obligasi 500 juta euro untuk membantu mendanai pembayaran dividen untuk Nokia senilai sekitar 900 juta euro.

Victoria Main, juru bicara Nokia Siemens, dan Brett Young, juru bicara Nokia, menolak berkomentar.

Sumber ketiga menyebutkan Nokia Siemens sedang mempertimbangkan menjual fasilitas manufaktur di Finlandia, India dan China. "Pembicaraan dengan produsen sedang berlangsung," kata mereka. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper