Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Utang Pemerintah: China Lakukan Audit, AS Naikkan Batasan

Bisnis.com, SHANGHAI—China segera memulai audit terhadap utang pemerintah pada pekan ini, bersamaan dengan investigasi Partai Komunis terhadap hal-hal yang bisa mengancam pertumbuhan dan sistem finansial dari ledakan utang yang telah memecahkan

Bisnis.com, SHANGHAI—China segera memulai audit terhadap utang pemerintah pada pekan ini, bersamaan dengan investigasi Partai Komunis terhadap hal-hal yang bisa mengancam pertumbuhan dan sistem finansial dari ledakan utang yang telah memecahkan rekor.

Kantor Audit Nasional menyatakan Dewan Negara—yang dipimpin Perdana Menteri Li Keqiang—telah memerintahkan peninjauan tersebut. Lembaga pemeriksa keuangan itu bahkan sampai menunda proyek lain guna memenuhi permintaan mendesak tersebut dan segera mengirim staf mereka ke tingkat provinsi dan kota pada pekan ini.

Audit yang pertama kali dilakukan dalam lebih dari 2 tahun terakhir itu menggarisbawahi kekhawatiran International Monetary Fund (IMF) akan risiko utang pemerintah lokal terhadap perekonomian, serta semakin pesatnya pertumbuhan sumber utang nontradisional.

Kepemimpinan China yang baru juga meninjau permasalahan dengan bank-bank milik negara pada bulan lalu, sejak People’s Bank of China menerapkan kebijakan pengetatan kas guna menekan bank-bank agar mengatur kinerja mereka dengan lebih baik.

“Utang pemerintah lokal telah menjadi fokus dalam beberapa tahun terakhir dan merupakan sumber kekhawatiran bagi pertumbuhan China,” ujar Ding Shuang, Ekonom Senior Citigroup Inc. yang berbasis di Hong Kong.

Pemerintah yang baru, lanjutnya, tengah berupaya memberi jawaban yang jelas.

Pemerintah China pada pekan lalu berjanji menindak tegas kasus pemborosan belanja pemerintah serta memerintahkan pemangkasan kapasitas produksi manufaktur.

Tindakan tersebut dilakukan guna mengatasi masalah perlambatan pertumbuhan serta kekhawatiran publik terhadap berbagai isu, mulai dari naiknya harga rumah hingga korupsi.

Upaya-upaya lain yang ditempuh guna menopang pertumbuhan antara lain menurunkan pajak bagi perusahaan kecil, serta mempercepat proses konstruksi jalur rel kereta. Sementara itu, kebijakan penghematan mencakup larangan pembangunan gedung pemerintah selama 5 tahun ke depan.
 

Batasan Utang AS
 

Sementara China berencana membendung utang pemerintah, Pemerintah Amerika Serikat justru berupaya menaikkan batasan utang tanpa menimbulkan risiko dan memperingatkan kaum Republikan, bahwa AS tidak dapat mencapai jalan pintas untuk mencapai kemakmuran.

Pendapat tersebut disampaikan oleh Menteri Keuangan AS Jacob J. Lew dalam sebuah siaran oleh stasiun NBC, Senin (29/7).

Dia menegaskan harus menaikkan batasan utang melalui cara-cara yang tidak akan memantik krisis. Kongres harus melakukan pekerjaan ini.

Lew menyampaikan komentarnya setelah Presiden Barack Obama menuturkan serangkaian pidato untuk memperjuangkan masa depan keluarga kelas menengah di AS. Presiden dari Partai Demokrat itu mengajukan proposal belanja untuk pendidikan, infrastruktur, dan penelitian yang dapat membantu kehidupan warga kelas menengah.

Masalah batasan utang telah menjadi sumber perdebatan sengit dengan kaum Republikan. Menanggapi hal tersebut, Lew mangatakan Washington harus berhenti bermain-main dengan bahaya. “Ini bukan masalah siapa yang menang dan siapa yang kalah,” tegasnya.

Dia juga mengatakan Obama telah menegaskan bahwa dirinya tidak akan menegosiasikan masalah batasan utang dan bahwa Kongres tidak boleh membiarkan terjadinya kegagalan.

Ketika anggota Kongres kembali dari rehat pada Agustus, mereka—bersama dengan Presiden Obama—akan menentukan sejumlah keputusan yang akan mempengaruhi perekonomian. Termasuk di dalamnya adalah menentukan tingkat belanja federal dan menaikkan batasan utang pemerintah senilai US$16,7 triliun.

Para pembuat kebijakan dari Partai Republik menuntut pemangkasan anggaran sebagai ganti kenaikan batasan utang. Di lain pihak, Obama menganggap kebijakan penghematan hanya akan menghambat proses pemulihan ekonomi. (Bloomberg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper